Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan, PT Astra Agro Lestari Tbk. membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan pada 2018 senilai Rp1,43 triliun atau turun 27% dari posisi Rp1,96 triliun pada 2017.
Sementara itu, pendapatan bersih emiten bersandi saham AALI mencapai Rp19,08 triliun pada 2018, naik 10,28% dari posisi Rp17,3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dari sisi produk, minyak sawit mentah dan turunannya memberikan kontribusi hingga Rp16,76 triliun, inti sawit dan turunannya senilai Rp2,11 triliun.
Beban pokok pendapatan pada 2018 mencapai Rp15,54 triliun, naik 18% dari posisi Rp13,16 triliun pada 2017. Peningkatan beban pokok penjualan yang lebih tinggi, membuat laba kotor AALI semakin tertekan.
Laba kotor yang dikantongi perseroan per 2018 senilai Rp3,53 triliun, turun 14,7% year on year, dari posisi Rp4,14 triliun.
Hingga Desember 2018, total aset AALI mencapai Rp26,85 triliun. Dari total aset tersebut, liabilitas senilai Rp7,38 triliun dan ekuitas Rp19,47 triliun.
Sebagai informasi, perseroan memiliki pinjaman jangka panjang senilai Rp3,6 triliun dan pinjaman bank jangka pendek senilai Rp1,12 triliun. Total arus kas AALI hingga Desember 2018 senilai Rp2,04 triliun.
Baca Juga
Pada 2018, Astra Agro memproduksi tandan buah segar sebesar 5,7 juta ton atau naik sebesar 10,2% dibandingkan dengan 2017. Produksi CPO Astra Agro 2018 meningkat sebesar 18,5% dibandingkan 2017. Tercatat, Astra Agro memproduksi CPO sebesar 1,9 juta ton pada tahun 2018 sedangkan pada 2017 Astra Agro memproduksi 1,6 juta ton.
Sementara itu, produksi kernel AALI juga mengalami peningkatan yakni sebesar 18% dibandingkan 2017. Pada 2018, produksi kernel AALI sebesar 420.900 ton sedangkan pada tahun sebelumnya produksi kernel sebesar 356.600 ton.
Pada sektor hilir, Astra Agro memproduksi 327.600 ton olein pada 2018 atau meningkat 16,1% dari 2017 yakni sebesar 282.200 ton. Palm kernel oil mengalami penurunan sebesar 38,2% dari tahun 2017.
Pada tahun ini, AALI mengalokasikan belanja modal senilai Rp1,5 triliun. Dana tersebut, antara lain untuk perawatan tanaman yang belum menghasilkan senilai Rp700 miliar, peningkatan kapasitas pabrik atau ekstension senilai Rp150 miliar dan sisanya untuk perawatan infrastruktur seperti jalan, rumah, jembatan dan lain-lain.
Pada kesempatan sebelumnya, Presiden Direktur Astra Agro Lestari Santosa mengungkapkan, belanja modal pada tahun ini lebih kecil dibandingkan dengan 2018 senilai Rp1,7 triliun. Menurutnya, belanja modal 2019 lebih rendah dari 2018 karena perseroan telah menyelesaikan pembangunan pabrik baru.