Bisnis.com, JAKARTA — Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Kamis (21/2/2019) pasar obligasi masih akan berada dalam tren menguat dengan potensi menguat terbatas.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, mengatakan bahwa menguatnya pasar obligasi hari ini tentu ada angin segar dari FOMC minutes meeting yang keluar semalam.
Dari hasil risalah tersebut, tampaknya The Fed sepakat tidak yakin untuk memberikan kenaikkan tingkat suku bunga pada tahun ini
Dalam risalah tesebut juga menguraikan pesan dovish yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa The Fed akan lebih “sabar” untuk menaikkan tingkat suku bunga, dan akan lebih fleksibel dalam menyusutkan neraca.
Beberapa pejabat The Fed juga menyampaikan bahwa kenaikan tingkat suku bunga diperlukan hanya apabila hasil inflasi lebih tinggi dari perkiraaan pasar mereka.
Ada berbagai faktor yang sangat mempengaruhi yaitu; data yang lebih rendah dari estimasi, ketidakpastian kebijakan perdagangan, government shutdown yang dilakukan oleh Amerika serta kekhawatiran terhadap prospek pendapatan Perusahaan.
Baca Juga
Dari The Fed yang dovish, sekiranya dapat mendorong pertemuan Bank Sentral Indonesia untuk lebih berani untuk setidaknya memikirkan untuk menurunkan tingkat suku bunganya.
Namun, pandangan dan strategi kedepannya dari Bank Indonesia patut dinantikan.
"Hal inilah yang membuat pergerakan obligasi menjadi terbatas hari ini karena menanti pertemuan Bank Sentral Indonesia. Oleh sebab itu, kami merekomendasikan beli hal ini dengan volume terbatas hingga hasil Rapat Dewan Gubernur usai," katanya dalam riset harian, Kamis (21/2/2019).
Nico mengatakan, pasar obligasi kemarin luar biasa. Setelah mengalami kegalauan dalam pergerakan harga, tetapi sepertinya pasar obligasi mencoba kembali bangkit seperti yang sudah disampaikan sebelumnya. Sentimen global masih memegang kendali, moment positif ini tentu harus dijaga.
Imbal hasil obligasi Zona Amerika ditutup bervariasi, didominasi oleh kenaikkan imbal hasil. Kenaikkan imbal hasil terbesar berada di Brasil (8,95%, +8,7). Penurunan imbal hasil terbesar berada di Chili (4,35%, -0,4).
Imbal hasil wilayah Zona Eropa ditutup bervariasi didominasi oleh penurunan imbal hasil. Kenaikkan imbal hasil terbesar berada di Italia (2.85%, +7.1). Penurunan imbal hasil terbesar ada di Cyprus (1,84% -3,7).
Imbal hasil Asia Pasifik ditutup bervariasi didominasi oleh penurunan imbal hasil. Kenaikkan imbal hasil terbesar berada di Philpina (6.34%, +9.4). Penurunan imbal hasil terbesar ada di Indonesia (7,85%, -8,1).
Imbal hasil Obligasi Indonesia 10 tahun ditutup turun pada level 7,90% dari sebelumnya 7,99%. Imbal hasil obligasi Indonesia 20 tahun ditutup turun di 8.30% dibandingkan hari sebelumnya 8,38%. Minyak Texas ditutup naik di harga 56.92 dibandingkan hari sebelumnya 56,09. Rupiah ditutup menguat pada level Rp14.042 dibandingkan hari sebelumnya Rp14.103.