Bisnis.com, JAKARTA — Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai harga surat utang negara atau SUN pada perdagangan hari ini, Kamis (21/2/2019) berpotensi menguat terbatas.
Dhian Karyantono, Analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas, mengatakan bahwa pergerakan harga SUN di pasar sekunder diperkirakan masih berpeluang meningkat di mana katalis positif masih berasal dari ekspektasi atas output positif dari negosiasi dagang AS dengan Tiongkok.
Meski demikian, proyeksi kenaikan harga SUN dibatasi oleh respon pasar pasca rilis risalah rapat pertemuan FOMC (FOMC Minutes) 29-30 Januari 2019 dan wait and see terkait stance kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) ke depan merespons FOMC Minutes tersebut.
Notula pertemuan FOMC akhir bulan lalu secara umum tidak se-dovish yang diperkirakan di mana redaksional di dalam risalah rapat mengindikasikan bahwa stance kebijakan moneter The Fed ke depan masih menunggu perkembangan ekonomi AS dibandingkan dengan mengkonfirmasi tidak adanya kenaikan atau bahkan penurunan suku bunga acuan di tahun ini.
Dengan demikian, masih ada kemungkinan bagi The Fed untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya di tahun ini meski jika diukur dari indikator CME Fedwatch Tools probabilitas kenaikan suku bunga The Fed masih di bawah 50%.
Meski tidak se-dovish yang diekspektasikan namun semua anggota FOMC sepakat untuk mengakhiri proses normalisasi neraca The Fed di tahun ini.
Baca Juga
Merespon notula dari pertemuan FOMC, yield US Treasury relatif stagnan di kisaran 2,64% sedangkan indeks dolar AS juga turun tipis ke kisaran 96,45 poin (sebelumnya 96,52).
Selain dibatasi oleh rilis notula pertemuan FOMC, pergerakan harga SUN juga tampaknya menunggu respons BI terhadap rilis FOMC Minutes dalam sesi hasil RDG BI sore ini di mana BI-7DRRR diproyeksi masih dipertahankan pada level 6%.
Kebijakan ahead of the curve nampaknya masih akan diterapkan BI terkait dengan kebijakan moneternya ke depan sekaligus merespons stance The Fed, berdasarkan rilis FOMC Minutes Januari 2019, sehingga harga SUN berpotensi menguat pasca rilis hasil RDG BI tersebut.
Untuk perdagangan jangka pendek, Dhian masih merekomendasikan investor untuk fokus pada perdagangan SUN seri pendek dan menengah utamanya FR0077 dan FR0078 dengan aksi jual.
"Hal tersebut, didasarkan pada kemungkinan penurunan harga SUN di pasar sekunder esok hari (Jumat) di mana downside risk diperkirakan berasal dari rilis data ketenagakerjaan AS dan PMI Manufaktur AS (rilis nanti malam) yang diperkirakan membaik dibandingkan dengan periode sebelumnya serta antisipasi jelang agenda lelang minggu depan," katanya dalam riset harian, Kamis (21/2/2019).
Berikut ini proyeksi rentang pergerakan harga dan imbal hasil seri-seri obligasi negara yang likuid hari ini:
FR0063 (15 Mei 2023): 93,00 (7,59%) - 93,30 (7,50%)
FR0077 (15 Mei 2024): 101,60 (7,74%) - 102,10 (7,63%)
FR0064 (15 Mei 2028): 88,00 (7,92%) - 88,60 (7,88%)
FR0078 (15 Mei 2029): 102,40 (7,90%) - 103,10 (7,80%)
FR0065 (15 Mei 2033): 86,20 (8,29%) - 86,75 (8,22%)
FR0068 (15 Maret 2034): 101,20 (8,23%) - 101,80 (8,16%)
FR0075 (15 Mei 2038): 92,00 (8,34%) - 92,70 (8,26%)
FR0079 (15 April 2039): 100,40 (8,33%) - 101 (8,28%)
-REVIEW (20 February 2019)-
-PRICE OF INDONESIA GOVERNMENT BONDS-
FR0077: +26,80 bps to 101,80 (7,70%)
FR0078: +60,10 bps to 102,56 (7,88%)
FR0068: +62,20 bps to 101,67 (8,18%)
FR0079: +77,50 bps to 100,99 (8,27%)
-YIELD OF GLOBAL BONDS-
UST 2yr: +0,007 point to 2,50%
UST 5yr: +0,007 point to 2,47%
UST 10yr: +0,009 point to 2,64%
UST 30yr: +0,015 point to 2,99%
German Bund 10yr: -0,006 point to 0,10%
UK Gilt 10yr: +0,023 point to 1,18%
-CDS OF INDONESIA BONDS-
CDS 2yr: -1,19% to 46,93
CDS 5yr: -1,16% to 108,29
CDS10yr: -0,86% to 177,22
-CRUDE OIL PRICES -
WTI: +1,46% to $57,20 per barrel
BRENT: +0,94% to $67,08 per barrel