Bisnis.com, JAKARTA—Lembaga pemeringkat Moody’s mengubah outlook PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) dari positif menjadi negatif.
Corporate Secretary Sawit Sumbermas Sarana Swasti Kartikaningtyas mengatakan, perubahan outlook yang terjadi disebabkan banyak faktor di luar perusahaan seperti rendahnya harga CPO hingga akhir 2018 serta kondisi penyerapan CPO di pasaran. Dia menambahkan, secara keseluruhan produksi SSMS mengalami peningkatan pada 2018 dibandingkan dengan 2017.
Berdasarkan data per akhir tahun SSMS, kinerja produksi tandan buah segar (TBS) meningkat 28.6% per 31 Desember 2018 dibandingkan dengan 31 Desember 2017 sebanding lurus dengan peningkatan atas CPO menjadi sekitar 444.000 ton pada 31 Desember 2018.
“Kinerja selama 2018 serta adanya peningkatan harga CPO di awal 2019 memberikan optimisme perusahaan atas hasil pada 2019,” katanya melalui keterangan resmi, Selasa (19/2/2019).
Pada awal 2018, SSMS menerbitkan obligasi senilai US$300 juta. Moody’s tidak mengubah rating atas obligasi global SSMS yaitu tetap B1, tetapi pada sisi lainnya terjadi perubahan atas outlook dari positif menjadi negatif.
Swasti menambahkan, Moody’s sebagai salah satu rating agency yang rutin mengeluarkan rekomendasi kepada para investor memberikan opini per kuartal atas obligasi global SSMS, berdasarkan kinerja Perusahaan pada Januari 2019.
Baca Juga
Sebagai informasi, SSMS juga melakukan pelepas liaran empat orangutan di Pulau Salat pada 14 Februari 2019, karena telah memasuki fase akhir pra-lepasliaran sebelum menikmati kebebasan di habitat aslinya. Keempat orangutan yang dilepaskan terdiri dari dua orangutan jantan yaitu Rajawali berusia 9 tahun dan Molek berusia 10 tahun serta dua orangutan betina yaitu Meki berusia 11 dan Laura 10 tahun.
Pulau Salat merupakan lahan untuk pra-pelepasliaran orangutan yang dikelola PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) bersama Yayasan BOS. Sesuai dengan tata nilai perusahaan yaitu care for the environment, SSMS sebagai perusahaan yang menjunjung tinggi tata kelola lingkungan yang lestari berupaya untuk berkontribusi dalam penyediaan habitat dan pelestarian orangutan sebagai spesies yang hampir punah.
Dengan adanya pra-lepasliaran ini, maka total orangutan yang menjalani tahap rehabilitasi di Pulau Salat berjumlah 27 individu, 6 di antaranya merupakan orangutan un-realeasable. Swasti mengatakan pada akhirnya Pulau Salat diharapkan akan menjadi salah satu tujuan pengembangan ekowisata, sehingga seluruh masyarakat sekitar dapat merasakan manfaatnya, memberikan tingkat kehidupan yang lebih baik dan efek positif terhadap kemajuan ekonomi bagi pemerintah daerah setempat.
Inisiatif keberlanjutan yang nyata dari SSMS, di mana Perusahaan tidak hanya mengedepankan profit, tetapi juga people dan planet. Bentuk kerja sama ini menegaskan bahwa SSMS sebagai anggota dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) bertujuan merehabilitasi orangutan untuk mengembalikan ke habitat aslinya secara layak. Ini adalah salah satu cara bagaimana SSMS sebagai pelaku bisnis bisa melibatkan lembaga swadaya.