Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Batasi Impor Batu Bara Australia, Trader Lirik Indonesia

Para pedagang (trader) China menghentikan pembelian batu bara Australia karena lamanya waktu penyelesaian administrasi di pelabuhan menjadi 40 hari atau lebih.
Ilustrasi/jibiphoto
Ilustrasi/jibiphoto

Bisnis.com, JAKARTA – Para pedagang (trader) China menghentikan pembelian batu bara Australia karena lamanya waktu penyelesaian administrasi di pelabuhan menjadi 40 hari atau lebih.

Empat trader batu bara China mengatakan, hal tersebut kepada Reuters, Senin (18/2/2019) waktu setempat.  Mereka menuturkan hanya kargo dari Australia, penyuplai terbesar bahan bakar tersebut yang terpengaruh dampak tersebut.

“Kami sudah berhenti memesan batu bara dari Australia karena tidak diketahui berapa lama pembatasan itu akan berlangsung,” katanya dikutip dari Reuters, Selasa (19/2/2019).

Seorang sumber mengatakan, biasanya costum clearance atau proses administrasi pelabuhan memakan waktu 5 hingga 20 hari. Namun saat ini bisa bertambah hingga 45 hari.

Tidak jelas mengapa China meningkatkan pemeriksaan impor dari Negeri Kangguru tersebut. Akan tetapi, ketegangan antara Beijing dan Canberra meningkat beberapa bulan terakhir, menuusul isu keamanan siber dan pengaruh China di negara-negara kepulauan Pasifik.

Sementara itu, Administrasi Umum Kepabeanan China belum memberikan komentar terkait dengan hal tersebut. Selain itu, tak ada tanggapan langsung dari Kementerian Luer Negeri China terkait persoalan itu.

Otoritas di beberapa pelabuhan juga telah menginformasikan kepada para importir bahwa proses administrasi batu bara termal Australia dan batu bara kokas akan memakan waktu lebih lama. 

Kepada Reuters, seorang trader di Beijing mengatakan, pembatasan impor dari Australia merupakan pertama kalinya Beijing mengekang impor dari negara tertentu, tanpa alasan yang jelas. Trader di Shanghai mengatakan, dia telah berhenti membeli batu bara dari Australia dan mengalihkan pembelian komoditas itu lebih banyak ke Indonesia dan Rusia.

Seorang pialang batubara di grup pertambangan negara, Minmetals mengatakan, dia telah meminta kliennya untuk menahan impor Australia.

Data pelacakan kapal Refinitiv menunjukkan pengiriman batu bara yang berangkat dari pelabuhan Newcastle Australia ke China turun 30% pada bulan lalu dibandingkan dengan Desember, menjadi 18,19 juta ton.Hingga Senin (18/2), pengiriman yang dijadwalkan berangkat pada Februari adalah 12,78 juta ton.

Seperti diketahui, China telah membatasai impor batu bara untuk mendukung pertambangan domestik dan mengurangi konsumsi untuk mengatasi polusi udara. Kebijakan tersebut pun membatasi impor batu bara dari Indonesia pada 2017 dengan alasan efisiensi energi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper