Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dirut Kalbe Farma Kasih Bocoran Laba Bersih KLBF Tahun 2018

Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) memperkirakan penjualan dan laba bersih sepanjang 2018 masing-masing tumbuh 4,48% dan 1% secara year on year.
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius (kiri) bersama Kepala Kalbe Learning Centre (KLC) Micha Catur Firmanto memberikan paparan di sela-sela acara kunjungan ke fasilitas Kalbe Learning Centre di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta, Rabu, (6/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius (kiri) bersama Kepala Kalbe Learning Centre (KLC) Micha Catur Firmanto memberikan paparan di sela-sela acara kunjungan ke fasilitas Kalbe Learning Centre di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta, Rabu, (6/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) memperkirakan penjualan dan laba bersih sepanjang 2018 masing-masing tumbuh 4,48% dan 1% secara year on year.

Presiden Direktur Kalbe Farma, Vidjongtius mengatakan pendapatan penjualan KLBF mencapai Rp21,08 triliun sepanjang 2018. Jika dibandingkan dengan penjualan pada 2017 sebesar Rp20,18 triliun, maka penjualan pada tahun lalu tumbuh 4,48%.

Pertumbuhan tertinggi yakni pada divisi distribusi & logistik sebesar 7%, dan nutrisi sebesar 3,4% secara year on year. Divisi distribusi & logistik merupakan kontributor utama sebesar 30,3%, diikuti nutrisi sebesar 29,9%, obat resep sebesar 22,9%, dan produk kesehatan sebesar 16,9%.

Adapun, laba bersih tercatat Rp588 miliar pada kuartal IV/2018. Dengan demikian, laba bersih sepanjang 2018 tercatat Rp2,42 triliun, naik 1% secara year on year. Margin bersih dipertahankan pada level 11% karena efisiensi dalam biaya operasional.

"Itu hanya indikasi saja karena belum final audit," katanya pada Jumat (15/2/2019).

Angka pertumbuhan penjualan pada tahun lalu meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan penjualan pada 2017 sebesar 4,17%. Namun, pertumbuhan laba bersih pada tahun lalu cenderung melambat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh 4,51%.

Vidjongtius menjelaskan pertumbuhan laba bersih yang rendah secara year on year sebagai dampak fluktuasi rupiah sepanjang tahun lalu. Di samping itu, adanya perubahan portofolio produk secara konsolidasi.

"Ada dampak fluktuasi rupiah di sepanjang tahun 2018 dan perubahan portofolio produk secara konsolidasi," katanya pada Minggu (17/2/2019).

Sebagai informasi, emiten dengan kode saham KLBF itu masih mengandalkan bahan baku dari impor, karena tidak tersedianya bahan baku dari sumber lokal. Sepanjang 2018, rupiah tercatat melemah 5,7%.

Dalam pemberitaan sebelumnya, perseroan telah menyiapkan belanja modal sekitar Rp1 triliun-Rp1,5 triliun untuk melanjutkan pembangunan pabrik baru obat bebas yang ada di Cikarang, Jawa Barat dan pabrik obat resep yang berlokasi di Pulo Gadung, Jakarta Timur. Adapun, pertumbuhan penjualan diproyeksikan minimal sama dengan pencapaian 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper