Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Selasa (12/2/2019) di level Rp14.088 per dolar AS, melemah 93 poin atau 0,66% dari posisi Rp13.995 pada Senin (11/2).
Kurs jual ditetapkan di Rp14.158 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.018 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp140.
Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 48 poin atau 0,34% ke level Rp14.082 per dolar AS pada pukul 11.05 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Senin (11/2), rupiah ditutup melemah 79 poin atau 0,57% di level Rp14.034 per dolar AS. Rupiah mulai melemah ketika dibuka terdepresiasi 33 poin atau 0,46% di posisi 13.080 per dolar AS pagi ini.
Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.075-Rp14.098 per dolar AS.
Rupiah memimpin pelemahan mayoritas uang lain di Asia siang ini terhadap dolar AS. Pelemahan rupiah disusul oleh yen Jepang yang turun 0,21%. Di sisi lain, rupee India memimpin penguatan dengan apresiasi 0,2%.
Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau naik 0,012 poin atau 0,01% ke level 97,069 pada pukul 11.17 WIB.
Indeks dolar sebelumnya dibuka menguat tipis 0,01% atau 0,009 poin di level 97,066. Pada perdagangan Senin (11/2), pergerakan indeks ditutup menguat 0,42 poin atau 0,43% di level 97,057, kenaikan hari kedelapan beruntun.
Dilansir Reuters, dolar AS berada di kisaran level tertinggi tahun 2019 pada perdagangan Selasa karena ketegangan perdagangan AS dan China dan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi meningkatkan tarik aset safe haven.
Fokus investor tertuju pada pembicaraan perdagangan tingkat tinggi di China pekan ini, di mana Washington diperkirakan akan terus melakukan tuntutan struktural agar China melakukan upaya melindungi kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan AS, mengakhiri kebijakan yang bertujuan memaksa transfer teknologi ke perusahaan China, serta menurunkan subsidi industri.
"Dolar mendapat manfaat dari kekhawatiran investor di sekitar pembicaraan perdagangan," kata Sim Moh Siong, analis valas di Bank of Singapore.
"Di luar daya tarik safe haven, dolar masih merupakan mata uang dengan imbal hasil tertinggi di negara maju dan dengan semua bank sentral utama bersikap dovish, greenback tampaknya relatif menarik,” lanjutnya.
Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)
12 Februari | 14.088 |
11 Februari | 13.995 |
8 Februari | 13.992 |
7 Februari | 13.978 |
6 Februari | 13.947 |
Sumber: Bank Indonesia