Bisnis.com, JAKARTA—Emiten alat berat PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (HEXA) optimistis dapat capai target pertumbuhan penjualan alat berat menjelang akhir tahun fiskal 2018 yakni periode April 2018—Maret 2019.
Sekretaris Perusahaan Hexindo Adiperkasa A. Maryati memaparkan, per kuartal III yang berakhir pada Desember 2018, perseroan telah merealisasikan penjualan excavator ukuran 6 ton ke atas mencapai 1.471 unit, atau 71,41% dari target setahun fiskal sebanyak 2.060 unit.
Sementara itu, total penjualan alat keseluruhan tercatat mencapai 1.749 unit, atau naik 33% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Maryati mengungkapkan, perseroan sejauh ini telah mendapatkan beberapa pesanan menjelang Maret 2019 untuk dapat mencapai target tersebut. “Kami optimalkan untuk mengejar target [penjualan] excavator 2.060 unit hingga akhir tahun,” katanya kepada Bisnis, pekan lalu.
Adapun permintaan pasar per segmennya dinilai Maryati masih stabil cenderung naik, dengan komposisi volume penjualan unit sektor konstruksi 26%, kehutanan 25%, agribisnis 28%, dan pertambangan 21%.
Namun demikian, dari sisi pertambangan diperkirakan masih terdapat tekanan. Pasalnya, berkurangnya permintaan batu bara dari China kini mulai berdampak terhadap penjualan alat berat perseroan, khususnya di kelas excavator 40 ton-80 ton. "Jadi untuk 2019, untuk pertambangan masih akan wait and see. Paling tidak sampai dengan semester I," imbuh Maryati.
Adapun, HEXA yang menjual alat berat merek Hitachi merupakan penguasa pangsa pasar domestik kedua setelah Komatsu, milik PT United Tractors Tbk. (UNTR).
Per Desember 2018, HEXA memiliki pangsa pasar sebesar 20,6%, atau naik 9% dibandingkan periode yang sama pada kuartal III/2017.
Berdasarkan Laporan Keuangan Desember 2018, HEXA membukukan kenaikan total laba komprehensif tahun berjalan sebesar 54,6% ke level US$23,63 juta per Desember 2018.
Sementara itu, penghasilan bersih perseroan juga tumbuh 31,71% ke level US$315,74 juta pada periode April—Desember 2018, dari sebelumnya sebesar US$239,72 juta.