Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Melonjak, Karet Terdongkrak Tajam

Harga karet berhasil rebound dari pelemahannya dan berakhir naik lebih dari 1% pada perdagangan hari ini, Rabu (30/1/2019), didorong prospek tumbuhnya permintaan.
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatra Selatan, Selasa (8/1/2019)./Antara-Nova Wahyudi
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatra Selatan, Selasa (8/1/2019)./Antara-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet berhasil rebound dari pelemahannya dan berakhir naik lebih dari 1% pada perdagangan hari ini, Rabu (30/1/2019), didorong prospek tumbuhnya permintaan akibat rebound harga minyak mentah.

Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak Juni 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom), ditutup menguat 1,24% atau 2,20 poin di level 179,30 yen per kg dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (29/1), harga karet kontrak Juni berakhir anjlok 2,10% atau 3,80 poin di level 177,10 yen per kg. Harga karet sempat melanjutkan pelemahannya dengan dibuka turun 0,17% atau 0,30 poin di posisi 176,80 pagi tadi.

Sementara itu, harga karet untuk kontrak teraktif Juli 2019 hari ini juga rebound dan berakhir menanjak 1,58% ke 179,70 yen per kg, setelah anjlok 2,1% di posisi 176,90 pada Selasa.

Dilansir Bloomberg, harga minyak bangkit dari pelemahannya setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengisyaratkan kemungkinan tercapainya 'gencatan senjata' dalam perang dagang dengan China di tengah ancaman terhadap pasokan minyak mentah global.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2019 ditutup melonjak US$1,32 di level US$53,31 per barel di New York Mercantile Exchange pada perdagangan Selasa.

Lonjakan tersebut menghapus sebagian besar kemerosotan pada Senin (28/1) yang dipicu tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi. Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Maret 2019 berakhir melonjak US$1,39 di level US$61,32 di ICE Futures Europe exchange London.

Kepada Fox Business Network, Mnuchin mengatakan Gedung Putih dapat menghapus tarif terhadap impor barang-barang China jika pemerintah China memberikan konsesi yang cukup.

Pernyataan itu disampaikan hanya beberapa jam setelah pemerintah Amerika Serikat mengumumkan sanksi yang bertujuan menggulingkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro dengan menekan ekspor minyak mentah negara itu.

Kampanye Presiden AS Donald Trump melawan produsen minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) dimaksudkan untuk meningkatkan posisi pemimpin Majelis Nasional Juan Guaido, yang telah diakui Washington sebagai presiden sementara Venezuela.

Pada Senin (28/1), Guaido mengatakan akan mengendalikan akun Venezuela di luar negeri serta menunjuk dewan baru untuk PDVSA dan anak perusahaannya yang berbasis di Houston, Citgo Petroleum Corp.

“Sanksi terhadap PDVSA Venezuela menjadi sentimen bullish untuk harga minyak mentah,” kata Avtar Sandu, manajer senior untuk komoditas di Phillip Futures Pte, di Singapura.

Seperti diketahui, karet sintetis yang menjadi bahan subtitusi utama karet alam dibuat dari polimer turunan minyak, sehingga pergerakan harganya jelas dipengaruhi harga minyak yang menjadi bahan baku asalnya.

Pulihnya harga minyak mendorong ekspektasi bahwa biaya karet sintetis, alternatif untuk varietas alami, akan meningkat. “Investor saat ini tengah menantikan hasil perundingan perdagangan antara AS dan China,” tambah Sandu, seperti dikutip Bloomberg.

Mnuchin, bersama pejabat tinggi lainnya seperti Perwakilan Dagang Robert Lighthizer, akan mengadakan perundingan perdagangan dengan sejumlah pejabat tinggi China di Washington pada Rabu dan Kamis (30-31 Januari) waktu setempat.

Trump dan Presiden China Xi Jinping memberi waktu kepada utusan mereka masing-masing hingga 1 Maret untuk menyelesaikan kesepakatan tentang perubahan struktural pada model ekonomi China dan isu perdagangan lainnya.

Pergerakan Harga Karet Kontrak Juni 2019 di Tocom

Tanggal

Harga (Yen/Kg)              

Perubahan

30/1/2019

179,30

+1,24%

29/1/2019

177,10

-2,10%

28/1/2019

180,90

-1,04%

25/1/2019

182,80

+0,83%

24/1/2019

181,30

-1,31%

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper