Bisnis.com, JAKARTA— PT Adhi Karya (Persero) Tbk. akan berkolaborasi dengan PT Adaro Energy Tbk. untuk menggarap tiga proyek sistem penyediaan air minum di tiga lokasi.
Dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Adhi Karya dan entitas anak Adaro Energy, PT Adaro Tirta Mandiri, pekan lalu telah dinyatakan sebagai pemenang proyek investasi sistem penyediaan air minum (SPAM) di Kota Dumai, Riau. Total investasi diperkirakan senilai Rp489 miliar dengan masa konsesi selama 25 tahun.
SPAM Kota Dumai menggunakan skema kerja sama antara pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Seluruh biaya investasi akan berasal dari konsorsium pemenang.
Untuk melaksanakan pembangunan dan operasional, Adhi Karya dan Adaro Tirta Mandiri akan mendirikan anak usaha sebagai badan usaha pelaksana (BUP). Pendanaan berasal dari 30% ekuitas dan 70% pinjaman.
Dalam proyek tersebut, emiten berkode saham ADHI itu akan mengempit porsi kepemilkan 51%. Sisanya atau sebanyak 49% dipegang oleh Adaro Tirta Mandiri.
Saat dihubungi Bisnis.com, Direktur Keuangan Adhi Karya Entus Asnawi M. mengungkapkan perseroan tidak hanya membidik proyek KPBU SPAM Kota Dumai. Artinya, masih ada beberapa proyek sejenis di lokasi berbeda yang masih diincar perseroan. “Masih ada rencana dua lokasi lagi. Saat ini masih proses tender,” ujarnya, Kamis (24/1/2019).
Baca Juga
Dia mengatakan nilai investasi proyek yang tengah dibidik tidak jauh berbeda dengan SPAM Kota Dumai. Pihaknya memperkirakan kebutuhan investasi di dua lokasi lainnya berada di kisaran Rp450 miliar.
Selain proyek bersama Adaro Energy, Entus mengatakan perseroan juga tengah membidik proyek SPAM di Karian Barat dan Timur, Banten. Total investasi di kedua proyek itu mencapai Rp1,4 triliun.
Secara keseluruhan, dia menyebut ADHI telah menyiapkan dana Rp1 triliun untuk investasi di proyek SPAM. Dana tersebut disiapkan untuk kebutuhan awal pembangunan.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, ADHI menganggarkan belanja modal dengan kisaran Rp4 triliun-Rp5 triliun pada 2019. Dana itu akan digunakan untuk investasi di beberapa sektor seperti jalan tol, air, dan properti.
Kontraktor pelat merah itu menyebut alokasi terbesar belanja modal akan dikucurkan untuk sektor jalan tol dan properti. Pasalnya, perseroan tengah mengincar sejumlah proyek jalan tol dan pengembangan entitas anak, PT Adhi Commuter Properti.
Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan, Manajemen ADHI menyebut akan mengandalkan dana baik dari internal maupun eksternal. Beberapa opsi yang dapat ditempuh yakni penerbitan obligasi atau penawaran umum perdana saham dua anak usaha.
Sementara itu, analis Artha Sekuritas Dennies Christopher Jordan menyebut nilai proyek SPAM yang digarap ADHI dan ADRO tidak terlalu besar. Akan tetapi, investasi tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan perseroan.
“Ke depannya proyek ini akan memberikan recurring income untuk ADHI,” jelasnya.
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham ADHI ditutup tersungkur ke zona merah pada sesi perdagangan, Kamis (24/1). Pergerakan mengalami koreksi 20 poin atau 1,16% ke level Rp1.700.
Saham kontraktor pelat merah itu diperdagangkan dengan price earning ratio 13,49 kali. Total kapitalisasi pasar yang dimiliki senilai Rp6,05 triliun.