Bisnis.com, JAKARTA--Emiten properti, PT Ciputra Development Tbk. membukukan marketing sales senilai Rp6,4 triliun sepanjang 2018. Adapun raihan marketing sales tersebut masuh di bawah dari target yang ditetapkan.
Pada tahun lalu, emiten bersandi saham CTRA memasang target marketing sales senilai Rp7,7 triliun. Capaian perseroan hingga akhir 2018 setara 83,11% dari target yang dipasang oleh perseroan.
Lebih rinci, marketing sales CTRA pada semester I/2018 senilai Rp3,3 triliun. Lalu, pada kuartal III/2018 dan kuartal IV/2018 hanya mendapatkan tambahan Rp1,84 triliun dan Rp1,26 triliun.
Realisasi marketing sales CTRA pada 2018 memang lebih rendah dibandingkan dengan 2017 yang sempat mencapai Rp7,64 triliun. Biasanya pada kuartal IV/2018, perseroan membukukan marketing sales yang lebih tinggi, tetapi hal itu tidak terjadi pada tahun ini.
"[Marketing sales] 2018 senilai Rp6,4 triliun," ungkap Direktur Ciputra Development Harun Hajadi kepada Bisnis.com, Selasa (15/1/2019).
Dia mengatakan, perseroan sempat menunda peluncuran beberapa proyek baru. Penundanaan peluncuran proyek baru tersebut dilakukan, karena pasar diproyeksikan kurang mampu menyerap.
Pada 2018, CTRA hanya meluncurkan tiga proyek yakni CitraLand Vittorio Surabaya, Citra Niaga Plaza Batam dan Newton 2 Jakarta. Ketiga proyek tersebut membukukan marketing sales masing-masing senilai Rp234 miliar, Rp197 miliar dan Rp76 miliar.
Pada tahun ini, perseroan berencana untuk meluncurkan 6 proyek baru. Dia optimistis, kondisi ekonomi pada 2019 lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu.
Selain itu, CTRA mengalokasikan belanja modal senilai Rp2,5 triliun untuk kebutuhan penambahan landbank dan penyelesaian konstruksi.
Harun menambahkan, belanja modal perseroan sebesar 60% akan digunakan untuk mengakuisisi lahan dan sisanya untuk penyelesaian kontruksi bangunan. Akan tetapi, Harun masih enggan memberi tahu lokasi lahan yang bakal diakuisisi pada tahun ini.
Mengutip laporan keuangan, Grup Ciputra ini masih memiliki lahan untuk pengembangan dengan nilai Rp6,8 triliun hingga September 2018. Nilai lahan paling besar berada di Surabaya, Sidoarjo, Medan, Denpasar, Makassar, Bogor, Bandung dan Bandar Lampung dengan total Rp4,08 triliun. Lalu sisanya berada di Jabodetabek, Bali, Jakarta dan Jambi.