Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Pasar Saham 2019: OJK Prediksi Arus Investasi Asing Bakal Marak

Arus masuk investor asing ke pasar saham dalam negeri diprediksi mulai membaik tahun ini seiring dengan ekspektasi meredanya tekanan volatilitas pasar global serta fundamental ekonomi dalam negeri yang secara umum masih baik.
Pengunjung beraktivitas di samping papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Jakarta, Senin (17/12/2018)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Pengunjung beraktivitas di samping papan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Jakarta, Senin (17/12/2018)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Arus masuk investor asing ke pasar saham dalam negeri diprediksi mulai membaik tahun ini seiring dengan ekspektasi meredanya tekanan volatilitas pasar global serta fundamental ekonomi dalam negeri yang secara umum masih baik.

Berdasarkan data Bloomberg, arus modal keluar atau net sell asing dari pasar saham Indonesia sepanjang 2018 mencapai US$3,66 miliar. Kendati cukup tinggi, arus modal keluar dari pasar saham Indonesia masih lebih kecil dibandingkan dengan sejumlah negara berkembang lain di Asia.

India misalnya, mengalami net sell asing hingga US$4,56 miliar, Jepang mencapai US$50,3 miliar, Korea Selatan US$6,51 miliar, Taiwan US$12,23 miliar, dan Thailand US$8,91 miliar. Namun, nilai net sell Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia US$2,88 miliar dan Filipina US$1,08 miliar.

Di Asia, hanya China dan Vietnam yang masih menikmati inflow asing di pasar sahamnya, masing-masing senilai US$30,68 miliar dan US$1,89 miliar. Nilai inflow China tersebut merupakan data sementara per 30 September 2018.

Net sell asing di pasar saham Indonesia pada 2018 melanjutkan aksi jual yang terjadi pada 2017 yang mencapai US$2,96 miliar. Saat itu, mayoritas negara berkembang lainnya di Asia justru menikmati inflow asing.

Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, mengatakan bahwa tekanan di pasar modal global pada tahun ini akan lebih ringan dibandingkan dengan 2018. Tahun 2018 merupakan tahun yang sangat berat karena tingginya volatilitas dan ketidakpastian di pasar global. 

Nilai tukar rupiah menghadapi tekanan kuat sehingga harus ditanggapi dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia beberapa kali. Ini merespons naikknya suku bunga global yang dipimpin The Fed.

Tahun ini, volatilitas pasar diperkirakan tidak lagi setinggi tahun lalu. Setelah The Fed menaikkan suku bunga hingga 4 kali tahun lalu, tahun ini kemungkinan hanya akan kembali dilakukan 2 kali lagi. Hal ini akan menurunkan tekanan di pasar global.

Menurutnya, dengan ekspektasi redanya tekanan, investor global akan kembali mengincar investasi di negara-negara berkembang yang masih menawarkan tingkat keuntungan investasi yang tinggi. Dia meyakini Indonesia menjadi pilihan yang unggul karena fundamental yang cukup baik.

“Kemarin memang ada sentimen negatif karena berbagai gejolak global, ini akan berangsur-angsur turun. Kami harapkan 2019 investor portofolio lebih confidence lagi masuk pasar Indonesia. Itu yang membuat nilai tukar rupiah akan lebih stabil dan tekanan suku bunga tidak lagi terlalu berat,” katanya usai seremoni pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2019, Rabu (2/1).

Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan bahwa kinerja pasar modal Indonesia menempati posisi kedua terbaik di Asia Pasifik tahun 2018, meskipun menghadapi gejolak perdagangan keuangan global.

IHSG mengalami koreksi 2,54% sepanjang 2018. Ini merupakan tingkat koreksi terendah di Asia Pasifik. Kinerja IHSG hanya kalah dari indeks SENSEX India yang tumbuh positif 6,17%.

Darmin mengatakan, hal tersebut menandakan pasar modal Indonesia cukup menarik sebab memiliki daya tahan yang baik di tengah gejolak global. Pertumbuhan kinerja emiten yang positif juga membuktikan kuatnya kinerja perekonomian nasional.

“Itu merupakan modal untuk optimis bahwa tahun 2019 kita bisa lakukan lebih baik lagi, karena kita mampu mencetak kinerja baik di tengah situasi yang tidak baik,” katanya.

Reza Priyambada, Senior Analyst CSA Research Institute, mengatakan bahwa di tengah pasar yang volatil, investor asing sejatinya tidak memiliki banyak pilihan. Dengan estimasi meredanya tekanan global, investor asing tidak memiliki pilihan lain yang lebih menarik dibandingkan dengan Indonesia.

Selain memberikan rata-rata tingkat imbal hasil yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir, kinerja emiten di Indonesia juga masih sangat positif. Pasar Indonesia juga jauh lebih tenang dibandingkan denan pasar Amerika Serikat yang mudah bergejolak hanya oleh kicauan Trump di Twitter.

Reza menilai, selama ini pun investor asing tidak sepenuhnya keluar dari pasar Indonesia, tetapi masih mengambil posisi beli pada sejumlah emiten prospektif, memanfaatkan momentum koreksi harga akibat psikologi pasar.

Frederik Rasali, Vice President Research Artha Sekuritas, mengatakan bahwa outflow asing masih berpotensi berlanjut bila risiko global tidak mereda. Namun, setelah keluar cukup banyak selama ini, potensi asing untuk kembali masuk justru lebih besar bila risiko mereda.

Ahmad Solihin, Direktur Investasi Syailendra Capital, mengatakan bahwa arus modal keluar yang terjadi tahun lalu merupakan yang tertinggi sejak 2010.

Dalam 4 tahun terakhir, net sell asing di pasar saham Indonesia sudah cukup tinggi, masing-masing US$2,7 miliar pada 2015, lalu US$2,96 miliar pada 2017 dan US$3,66 miliar pada 2018. Net buy terjadi pada 2016 senilai US$1,25 miliar.

“Artinya, kepemilikan investor asing di Indonesia makin lama makin sedikit, tentunya nilai yang bisa dijual juga semakin sedikit. Kalau demikian, begitu ada perbaikan, mereka akan lebih ingin membeli atau tidak ingin menjual,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper