Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Tak se-Dovish Perkiraan, Wall Street Merosot

Pergerakan tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) berakhir merosot pada perdagangan Rabu (19/12/2018), pascarilis putusan kebijakan moneter Federal Reserve.
Bursa saham AS/Reuters
Bursa saham AS/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) berakhir merosot pada perdagangan Rabu (19/12/2018), pascarilis putusan kebijakan moneter Federal Reserve.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melorot 1,49% atau 351,98 poin di level 23.323,66, indeks S&P 500 merosot 1,54% atau 39,2 poin di 2.506,96, sedangkan indeks Nasdaq Composite berakhir anjlok 2,17% atau 147,08 poin di level 6.636,83.

Seperti yang telah diperkirakan, The Fed mengerek suku bunga acuannya (Fed Funds Rate/FFR) sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 2,25%-2,50% dalam pertemuan kebijakan yang berakhir Rabu waktu setempat. Ini adalah langkah penaikan keempat kalinya sepanjang 2018.

Sementara itu, proyeksi terbaru yang dirilis pada hari yang sama menunjukkan para pembuat kebijakan memperkirakan dua kali penaikan suku bunga pada 2019 dan satu kali penaikan pada 2020.

Ini berbeda dengan proyeksi sebelumnya pada September yang mengindikasikan tiga penaikan suku bunga tahun depan dan satu kali penaikan pada tahun berikutnya.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah pertemuannya berakhir, The Fed mengatakan risiko terhadap ekonomi tampak kurang lebih seimbang. Namun otoritas moneter AS tersebut akan terus memantau perkembangan ekonomi dan keuangan global serta menilai implikasinya terhadap prospek ekonomi.

Ekonomi AS sendiri dinyatakan telah tumbuh dengan tingkat yang kuat dan pasar kerja terus membaik. The Fed juga mencatat bahwa “sedikit” kenaikan suku bunga secara bertahap akan diperlukan.

Kendati demikian, arah kenaikan suku bunga yang digambarkan dirasa lebih agresif daripada yang pasar perkirakan. Sebelum pertemuan ini, para pedagang berspekulasi bahwa The Fed akan menyampaikan tidak lebih dari satu kali kenaikan suku bunga pada tahun depan.

"Ini jelas mengecewakan bagi mereka yang mengharapkan kenaikan suku bunga yang dovish," kata David Joy, kepala strategi pasar di Ameriprise Financial, Boston, seperti dilansir Reuters.

"Ini adalah kenaikan suku bunga yang lebih moderat namun tetap saja ini adalah kenaikan suku bunga dan masih ada celah antara di mana The Fed dan pasar berada dalam hal ekspektasi kebijakan untuk tahun depan.”

Jorge Mariscal, kepala investasi emerging market di UBS Global Wealth Management, berpendapat kenaikan suku bunga The Fed kemungkinan akan meredam minat investor untuk aset-aset berisiko di seluruh dunia.

“Orang-orang mengkhawatirkan pertumbuhan dan dengan mendengar bahwa The Fed tidak (khawatir) membuat pasar risau. Pada gilirannya, ini akan mendukung dolar AS dan menjadi kabar negatif untuk pasar negara berkembang pada umumnya.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro