Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penguatan Rupiah Dorong IHSG Bangkit dari Tekanan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses mempertahankan reboundnya dan berakhir menguat lebih dari 1% pada perdagangan hari ini, Rabu (19/12/2018), setelah tiga hari tertekan di zona merah.
Karyawan melintas di bawah layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan melintas di bawah layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses mempertahankan reboundnya dan berakhir menguat lebih dari 1% pada perdagangan hari ini, Rabu (19/12/2018), setelah tiga hari tertekan di zona merah.

IHSG ditutup di level 6.176,09 dengan menguat 1,55% atau 94,23 poin, kenaikan terbesar sejak 30 November, dari level penutupan pada perdagangan Selasa (18/12) di 6.081,87 dengan koreksi 0,12% atau 7,44 poin.

Padahal, indeks sempat melanjutkan pelemahannya ketika dibuka turun 0,09% atau 5,57 poin di posisi 6.076 29 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di kisaran 6.076,22 – 6.176,09.

Delapan dari sembilan sektor dalam IHSG berakhir di teritori positif, dipimpin sektor konsumer (+2,82%), industri dasar (+2,69%), dan pertanian (+1,52%). Adapun sektor perdagangan menghuni zona merah sendiri dengan pelemahan 0,10%.

Dari 621 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 231 saham menguat, 166 saham melemah, dan 224 saham stagnan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) yang masing-masing naik 3,26% dan 4,66% menjadi pendorong utama terhadap penguatan IHSG pada akhir perdagangan hari ini.

Menurut Vice President Research Department Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya, upaya IHSG mematahkan pelemahannya mendapatkan dukungan dari kondisi fundamental perekomian yang masih terlihat dalam kondisi baik.

Nilai tukar rupiah terus menunjukkan keperkasaannya terhadap dolar AS selama tiga hari beruntun. Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 62 poin atau 0,43% di level Rp14.439 per dolar AS. Dengan demikian, nilai tukar rupiah telah terapresiasi 142 poin dalam tiga hari.

Kemerosotan harga minyak mentah beserta permintaan investor untuk obligasi Indonesia diterangkan telah menopang penguatan nilai tukar rupiah

“Ada beberapa tanda-tanda arus masuk baru menuju akhir tahun, terutama ke dalam obligasi. Sementara itu, ekspektasi dari sikap dovish The Fed turut membantu,” kata Mitul Kotecha, pakar strategi senior di TD Securities.

“Investor melihat stabilitas nilai tukar rupiah dan inflasi yang rendah, bersama dengan langkah pre-emptive Bank Indonesia, sebagai alasan bagus untuk kembali masuk ke dalam pasar obligasi local,” lanjutnya.

Pada perdagangan Selasa (18/12), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari 2019 berakhir terperosok US$3,64 atau 7,3% di level US$46,24 per barel di New York Mercantile Exchange, level terendahnya sejak 30 Agustus 2017.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Februari 2019 ditutup terjerembab US$3,35 atau 5,62% di level US$56,26 per barel di ICE Futures Europe exchange di London.

Hariyanto Wijaya, kepala riset di Mirae Asset Sekuritas Indonesia, berpendapat penurunan harga minyak akan mengurangi sebagian kekhawatiran di antara investor atas defisit perdagangan Indonesia.

Kemerosotan harga minyak pun membawa denyut disinflasi ke seluruh dunia ketika perdagangan dan aktivitas ekonomi sudah melesu. Ini menambah tekanan pada The Fed untuk melepaskan komitmennya atas lebih banyak penaikan suku bunga.

Dalam pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), yang telah dimulai pada Selasa (18/12) dan akan berakhir Rabu (19/12) waktu setempat, The Fed diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga yang keempat kalinya tahun ini.

Banyak ekonom juga melihat The Fed akan terus menaikkan suku bunga pada tahun depan, meskipun dengan laju yang lebih lambat dalam menghadapi resesi ekonomi yang mungkin terjadi.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 sukses rebound dan berakhir menanjak 1,99% atau 10,89 poin di level 557,29, setelah melemah tiga hari beruntun sebelumnya.

Kendati demikian, aksi jual bersih atau net sell oleh investor asing masih berlanjut pada perdagangan hari keempat. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing membukukan net sell sebesar Rp376,9 miliar pada perdagangan hari ini, meskipun dengan nilai yang jauh lebih kecil dari yang dicatatkan pada Selasa (18/12).

Bersama IHSG, indeks saham lainnya di Asia Tenggara mayoritas juga menghijau sore ini, di antaranya indeks PSEi Filipina (+2,15%), indeks FTSE KLCI Malaysia (+1,24%), indeks FTSE Straits Times Singapura (+0,37%), dan indeks SE Thailand (+0,65%).

"Kemerosotan minyak telah memberikan kelegaan kepada pasar modal di kawasan ini," ujar Stephen Innes, kepala perdagangan Asia Pacific di OANDA, seperti dikutip Reuters.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

BBCA

+3,26

HMSP

+4,66

UNVR

+2,39

TLKM

+1,87

CPIN

+5,97

Saham-saham penekan IHSG:                                                       

Kode

(%)

UNTR

-1,63

BYAN

-1,96

FILM

-9,62

MAPA

-5,41

EMTK

-1,15

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper