Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Bangkit, Ancaman Government Shutdown Menghantui

Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) mampu bangkit dari kemerosotannya dan berakhir positif pada perdagangan Selasa (18/12/2018), didorong penguatan saham Boeing Co. dan saham perusahaan teknologi ternama yang tergabung dalam 'FAANG'.
Bursa Wallstreet/Reuters
Bursa Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) mampu bangkit dari kemerosotannya dan berakhir positif pada perdagangan Selasa (18/12/2018), didorong penguatan saham Boeing Co. dan saham perusahaan teknologi ternama yang tergabung dalam 'FAANG'.

Dilansir dari Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,35% atau 82,66 poin di level 23.675,64, indeks S&P 500 naik tipis 0,01% atau 0,22 poin di 2.546,16, sedangkan indeks Nasdaq Composite berakhir menanjak 0,45% atau 30,18 poin di level 6.783,91.

Ketiga indeks saham utama tersebut pada sesi perdagangan sebelumnya, Senin (17/12), masing-masing anjlok lebih dari 2%.

Meski berakhir di teritori positif, indeks S&P 500 cenderung berakhir flat di kisaran level terendahnya dalam 14 bulan yang dialami pada Senin, karena kemungkinan penghentian layanan pemerintah AS (government shutdown) memicu keresahan investor menjelang rilis putusan kebijakan Federal Reserve.

Padahal, indeks S&P 500 sempat melonjak 1,1% pada awal sesi perdagangan Selasa tetapi menghapus sebagian besar kenaikannya setelah Pemimpin Mayoritas Senat AS Mitch McConnell mengatakan kubu Demokrat telah menolak RUU pengeluarannya. Tanpa lolosnya RUU pengeluaran, beberapa instansi pemerintah berisiko mengalami shutdown.

Saham energi pada S&P 500 mendorong penurunan indeks, dengan melemah 2,4%. Harga minyak mentah AS telah terperosok lebih dari 7% akibat kekhawatiran kelebihan pasokan.

“Pasar menguji level terendah yang dibukukan kemarin dan bangkit kembali dari level itu,” kata Keith Lerner, kepala strategi pasar di SunTrust Advisory Services, Atlanta. “Investor semakin bersiap menjelang The Fed dan menjelang kemungkinan penutupan sebagian layanan pemerintah.”

Selain ancaman penutupan layanan pemerintah, investor menantikan rilis hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), yang dimulai pada Selasa (18/12) dan akan berakhir Rabu (19/12) waktu setempat.

Banyak pelaku pasar yang memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan AS untuk yang keempat kalinya nanti. Namun ada pula yang mengantisipasi bahwa bank sentral AS ini akan mengindikasikan jumlah kenaikan suku bunga yang lebih sedikit pada 2019 dibandingkan dengan yang diperkirakan sebelumnya.

Di sisi lain, saham Boeing Co. berhasil naik 3,8% setelah tertekan selama tiga hari, setelah emiten kedirgantaraan mengatakan menaikkan dividennya dan meningkatkan pembelian kembali saham (buyback) menjadi US$20 miliar dari US$18 miliar.

Sementara itu, saham Facebook Inc, Apple Inc, Amazon.com Inc, Netflix Inc, dan induk Google, Alphabet Inc., secara kolektif dikenal sebagai FAANG, naik antara 1,3%-3,1%.

Selain Boeing, beberapa saham lainnya juga mengakhiri serangkaian pelemahan mereka. Saham Goldman Sachs Group Inc. naik 2,1%, mematahkan penurunan selama sembilan hari beruntun terkait skandal 1MDB.

Adapun saham Johnson & Johnson naik 1% setelah penurunan sebesar hampir 13% selama dua hari menyusul laporan Reuters bahwa perusahaan itu telah mengetahui selama beberapa dekade bahwa produk Baby Powder mengandung asbes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper