Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten distribusi, bangunan, kimia dan peritel, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk. (CSAP) berencana untuk membuka lima gerai Mitra10 baru pada depan.
Idrus H. Widjajakusuma, Corporate Secretary Catur Sentosa Adiprana menilai bahwa pertumbuhan ekonomi domestik pada tahun depan masih sama dengan tahun ini. Adapun, CSAP masih percaya dengan sektor riil khususnya retail bahan bangunan.
"Rencana pembukaan gerai tahun depan ada 5 toko, di Jawa dan Sulawesi," ungkapnya, Rabu (19/12/2018).
Sepanjang tahun ini, emiten bersandi saham CSAP telah membuka tiga gerai baru yang berada di Bitung, Cikupa dan Banten. Dia mengatakan, ekspansi pembukaan gerai baru tersebut sejalan dengan kebutuhan renovasi rumah yang masih diminati. Selain itu, Idrus juga menilai bahwa backlog rumah hingga 11,4 juta masih menjadi peluang bagi perusahaan distribusi dan bahan bangunan.
Pada tahun ini, CSAP mengalokasikan belanja modal senilai Rp400 miliar untuk kebutuhan divisi distribusi dan ritel. Adapun, sumber belanja modal perseroan sebesar 80% bersumber dari pinjaman perbankan.
Hingga September 2018, nilai penjualan emiten bersandi saham CSAP senilai Rp7,58 triliun, naik 12,46% dari posisi Rp6,74 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan CSAP hingga September 2018 terdiri dari segmen distribusi dan ritel masing-masing Rp5,47 triliun dan Rp2,21 triliun, masing-masing tumbuh 9,18% dan 22,09% year on year.
Pertumbuhan penjualan segmen ritel yang lebih tinggi, membuat perseroan gencar melakukan penambahan gerai. Namun, perseroan tetap memperkuat bisnis distribusi.
Idrus mengatakan, strategi untuk meningkatkan pendapatan dari distribusi dengan cara menambah porsi private branding, penambahan area dan menambah produk prinsipal baru. Dia pun optimis, hingga akhir 2018, perseroan akan mengantongi penjualan dan laba bersih masing-masing Rp11 triliun dan Rp100 miliar.
Baru-baru ini, investor asal Thailand, SCG Retail Holding Company Limited masuk menjadi pemegang saham perseroan sebanyak 29%. Menurutnya, masuknya SCG akan memperkuat bisnis perseroan dan investor baru tersebut akan melakukan sinergi dari sisi produk material dan supply chain.
Terrkait dengan penguatan dolar, CSAP belum berencana untuk menaikkan harga. Dalam kesempatan sebelumnya, Idrus mengatakan, perseroan lebih memilih mengorbankan margin, daripada menaikkan harga. Adapun gross profit margin hingga September mencapai 14,56% dengan net profit margin hanya 0,7%.
Menurutnya, penguatan nilai tukar tidak memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kinerja perseroan. Kendati begitu, perseroan menilai, dolar sudah mulai stabil, sebab hal itu yang paling diinginkan dunia usaha adalah stabilitas nilai tukar.
Sementara itu, komponen impor dalam distribusi material dan Mitra10 masing-masing mencapai 16% dan 20%. Sebagai informasi, adapun lokasi toko Mitra10 akan dikonsentrasikan di Jabotabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi.