Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan PT Toba Bara Sjahtra Tbk. (TOBA) berencana mengakuisisi 1 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam 6 bulan ke depan dengan daya di bawah 200 MW.
Direktur Toba Bara Sjahtra Pandu Sjahrir menyampaikan, perusahaan sedang menyeleksi 2—3 proyek PLTU di Indonesia dan Asia Tenggara untuk diakuisisi. Kapasitas pembangkit itu berada di bawah 200 MW.
“Karena kesanggupan kami masih di bawah 200 MW, makanya daya segitu yang diincar. Dari 3 yang diincar, paling nantinya 1 yang realisasi,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (18/12/2018).
Menurutnya, perusahaan belum bisa menjalankan akuisisi 3 proyek sekaligus karena dana perusahaan yang terbatas. Adapun, realisasi pengambilan aset PLTU tersebut diharapkan dapat terealisasi dalam 6 bulan ke depan.
Dalam mengakuisisi, perusahaan membuka diri terhadap proyek yang masih greenfield ataupun sudah berjalan. TOBA juga tidak ngotot menjadi pemilik mayoritas saham, jika saham proyek PLTU yang akan diambil termasuk skala jumbo.
Seperti pada 12 Desember 2018, TOBA mengakuisisi holding company PT Batu Hitam Perkasa (BHP) yang memiliki partisipasi 5% di PT Paiton Energy (PE). PE yang beroperasi sejak 1999 memiliki tiga proyek PLTU berkapasitas total 2.045 MW.
“Kami juga membuka peluang akuisisi perusahaan, meskipun nantinya hanya minoritas di proyek PLTU tersebut,” ujarnya.
Menurut Pandu, ada dua keuntungan jika perusahaan memiliki sebagian saham dari proyek jumbo. Pertama, adanya sumber pendapatan baru yang stabil bagi perseroan. Kedua, TOBA mendapat pembelajaran untuk mengelola PLTU skala besar.
Ke depan, TOBA memang berfokus menjadi perusahaan energi, alih-alih mengandalkan pendapatan hanya dari penjualan batu bara. Pasalnya, kondisi industri dan iklim investasi tengah mengalami perubahan.
“Karena industri berubah, aktornya berubah, iklim investasinya berubah. Ya makanya kami harus berubah. Kalau gak berubah ya pasti ada yang memaksa merubah kami,” imbuhnya.
Dari sisi investasi, dia mencontohkan perusahaan finansial di Amerika Serikat sudah enggan memberikan pendanaan terhadap proyek pertambangan batu bara. Selain itu, tren industri perusahaan batu bara dalam beberapa tahun terakhir melakukan penghiliran batu hitam ke sektor PLTU.
Pada 2021, diharapkan kontribusi pendapatan TOBA dari pertambangan dan pembangkit listrik mencapai komposisi 50:50. Saat ini, perseroan sedang mengerjakan dua proyek PLTU, yakni Sulbagut-1 berkapasitas 2 x 50 MW dan Sulut-3 berkapasitas 2 x 50 MW. Masing-masing PLTU ditargetkan beroperasi (Commercial Operating Date/COD) pada kuartal III/2020 dan April 2021.