Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yen Perkasa, Harga Karet di Bursa Tokyo Tergelincir

Harga karet di bursa Tokyo tergelincir dari penguatannya dan berakhir turun di zona merah pada perdagangan hari ini, Selasa (18/12/2018).
Petani menoreh pohon karet di kawasan perkebunan kebun karet Jawi jawi, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Rabu (5/7)./ANTARA-Abriawan Abhe
Petani menoreh pohon karet di kawasan perkebunan kebun karet Jawi jawi, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Rabu (5/7)./ANTARA-Abriawan Abhe

Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet di bursa Tokyo tergelincir dari penguatannya dan berakhir turun di zona merah pada perdagangan hari ini, Selasa (18/12/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif Mei 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom), ditutup turun 0,17% atau 0,30 poin di level 171,30 yen per kg.

Padahal, harga karet sempat melanjutkan penguatannya ketika dibuka dengan kenaikan 0,35% atau 0,6 poin di level 172,20 yen per kg, setelah pada perdagangan Senin (17/12), mampu berakhir melonjak 1,78% atau 3 poin di posisi 171,60.

Berbanding terbalik dengan harga karet Tokyo, harga karet untuk pengiriman Mei 2019 di Shanghai Futures Exchange melanjutkan penguatannya bahkan berakhir naik hampir 1% atau 110 poin di 11.445 yuan per ton, setelah ditutup menguat 0,49% atau 55 poin di posisi 11.335 pada Senin (17/12).

Harga karet di bursa berjangka Shanghai lanjut menguat pada perdagangan hari kedua berturut-turut di tengah spekulasi bahwa sejumlah negara produsen utama akan mengambil langkah-langkah tambahan guna menopang harga.

Menurut pernyataan dari International Tripartite Rubber Council pekan lalu, seperti diberitakan Bloomberg, Thailand, Indonesia dan Malaysia akan menuntaskan langkah-langkah untuk meningkatkan harga karet alam yang rendah dan tidak menguntungkan.

Pihak otoritas dari ketiga negara produsen tersebut diinformasikan siap untuk bertemu sebelum akhir tahun untuk mengambil langkah-langkah demi mendorong pasar dimulai pada awal 2019.

“Harga pulih karena mengantisipasi langkah-langkah dukunga, yang mengarah pada pembelian kontrak berjangka,” kata Kazuhiko Saito, seorang analis di Fujitomi, Tokyo.

Pada saat yang sama, harga karet juga ditopang musim produksi yang rendah di pemasok utama untuk karet, Thailand, yang datang paling cepat pada bulan depan.

“Meski demikian, penguatan nilai tukar mata uang Jepang membuat kontrak berjangka yang berdenominasi yen menjadi lebih mahal bagi investor asing,” tambah Saito.

Nilai tukar yen terpantau lanjut menguat 0,19 poin atau 0,17% ke level 112,64 yen per dolar AS pada pukul 13.58 WIB, setelah mampu berakhir terapresiasi 0,49% atau 0,55 poin di posisi 112,83 pada Senin (17/12).

Penguatan nilai tukar yen Jepang terhadap dolar AS membuat harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang ini menjadi relatif lebih mahal bagi para pembeli luar negeri. Dampaknya, permintaan akan komoditas ini berpotensi menurun.

Pergerakan Harga Karet Kontrak Mei 2019 di Tocom

Tanggal

Harga (Yen/Kg)              

Perubahan

18/12/2018

171,30

-0,17%

17/12/2018

171,60

+1,78%

14/12/2018

168,60

-0,18%

13/12/2018

168,90

+2,55%

Sumber: Bloomberg  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper