Bisnis.com, JAKARTA— Keberhasilan penayangan acara perhelatan besar Asian Games XVIII yang digelar Agustus-September 2018 serta perbaikan fundamental perusahaan belum mampu mendorong harga saham PT Surya Citra Media Tbk. yang masih melanjutkan tren pelemahan.
Harga saham PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) sore ini di tutup terkoreksi 70 poin atau 4,32% dari hari kemarin menuju level Rp1.550. Secara year-to-date (ytd) kinerja saham SCMA juga masih melemah 37,50%, meskipun dalam sepekan terakhir SCMA menghijau 13,53%. Di sisi lain indeks sektor perdagangan, jasa dan investasi hari ini menguat 8,38 poin atau 1,08% dari hari sebelumnya menuju level Rp787,2. Sepanjang 2018 indeks ini tumbuh negatif 14,58% ytd.
Pada kuartal III/2018, perusahaan dengan kode saham SCMA ini membukukan kenaikan pendapatan sebesar 10,83% (yoy) menjadi Rp3,78 triliun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp3,42 triliun. Kinerja keuangan perusahaan ditopang oleh beberapa tayangan khusus beberapa waktu lalu seperti Asian Games dan Asean Football Federation.
Selain itu, kinerja SCMA di kuartal III/2018 juga didongkrak dengan strategi penguatan konten yang tercermin dari acara-acara baru yang disajikan media ini. Seiring dengan strategi tersebut, beban program dan siaran perusahaan juga meningkat 18,73% yoy menjadi Rp1,6 triliun.
Akan tetapi, kenaikan beban tersebut dimbangi kenaikan pendapatan operasi lainnya yang berhasil tumbuh 24,04% yoy menjadi Rp16,90 miliar dari sebelumnya Rp13,63 miliar sehingga laba bersih perusahaan pada kuartal III/2018 tercatat Rp1,19 triliun atau tumbuh 8,68% yoy dari periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp1,09 triliun.
Berdasarkan public expose yang dirilis perusahaan, pada periode 1 Januari – 24 Mei 2018 dua stasiun televisi milik SCMA yaitu SCTV dan Indosiar berhasil meraih audience share sebesar 32,5% atau menjadi yang terbesar di Indonesia. Adapun audience share itu meliputi 11 kota dari 16 stasiun televisi di Indonesia dalam kategori group media.
Harga saham SCMA relatif lebih murah dengan foward P/E ratio sebesar 9,6 kali (di bawah rata-rata historis 5 tahun dengan nilai forward P/E ratio sebesar 16,6 kali) sepanjang 2018. Secara teknikal menunjukkan harga saham SCMA masih berada di momentum negatif yang tercermin dari indikator MACD. Harga saham pun ditutup di MA 100 dan indikator Relative Strength Index (RSI) cenderung menuju area oversold dengan angka 28,54.
Sumber: Bloomberg
*) Dyah Ayu Kartika, analis Bisnis Indonesia Resources Center