Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Iran Bayangi Pasokan AS, Harga Minyak Menguat

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman November menguat 1,6% atau 1,18 poin ke level US$76,41 per barel di New York Mercantile Exchange pada perdadangan Rabu (3/10/2018), tertinggi sejak November 2014.
Minyak WTI/Reuters
Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat mendekati level tertinggi dalam empat tahun karena berkurangnya kehadiran Iran di pasar global membayangi kenaikan tertinggi cadangan minyak AS sejak Maret 2017.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman November menguat 1,6% atau 1,18 poin ke level US$76,41 per barel di New York Mercantile Exchange pada perdadangan Rabu (3/10/2018), tertinggi sejak November 2014.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Desember naik 1,49 poin dan ditutup di level US$ 6,29 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London, level tertinggi sejak 2014. Minyak mentah patokan global diperdagangkan US$10,05 lebih tinggi dibanding WTI untuk bulan yang sama.

Dilansir Bloomberg, persediaan minyak mentah di AS meningkat lima kali lipat dari prediksi dalam survei Bloomberg, sebagian didorong oleh meningkatnya impor dan penurunan permintaan luar negeri untuk minyak AS.

Sanksi AS yang sedang berlaku membuat pembeli menjauhi muatan minyak Iran, meningkatkan kekhawatiran tentang tekanan pasokan di seluruh dunia.

"Bagi kami yang menghitung barel ingin sekali melihat berapa banyak produksi Iran yang benar-benar jatuh bulan depan dan kemudian berapa banyak Arab Saudi dan Rusia akan benar-benar menambal kekurangan tersebut," kata Brian Kessens, yang membantu mengelola aset energi senilai US$16 miliar di Tortoise Capital, seperti dikutip Bloomberg.

Rusia dan Arab Saudi meningkatkan output hingga 1 juta barel minyak mentah setiap hari dan Rusia dapat menambah 200.000 hingga 300.000 barel dalam beberapa bulan ke depan, ungkap Menteri Energi Rupiah Alexander Novak.

“Pasar sepertinya melihat melampaui kenaikan jangka pendek. Masih ada banyak kekhawatiran tentang Iran,” kata Craig Bethune, manajer portofolio senior di Manulife Asset Management.

Sementara itu, Energy Information Administration pada hari Rabu melaporkan bahwa impor minyak mentah AS meningkat, sedangkan ekspor merosot paling banyak sejak akhir Juli.

“Kenaikan tersebut bukan karena produksi meningkat di AS tetapi lebih bersifat sementara, mengingat bahwa waktu kapal tiba dan kapal berangkat dari Pantai Teluk tidak selalu konsisten pada tiap pekannya,” kata Kessens.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper