Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pelayaran penyedia jasa carter high PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk. belum kunjung menyelesaikan penyusunan rencana belanja modal (capital expenditure/capex) perseroan pada 2018.
Sebelumnya, pemegang saham perseroan membatalkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk tahun buku 2017 karena emiten dengan sandi TAMU tersebut belum dapat memaparkan rencana belanja dan investasi pada tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Pelayaran Tamarin Samudra Leo A. Tangkilisan menyampaikan bahwa perseroan akan merampungkan rencana investasi dan belanja modal dalam 1—2 minggu mendatang. Manajemen perseroan masih melangsungkan beberapa diskusi seblum memutuskan angka investasi.
“Rencana-rencana dalam pipeline kami itu tergantung pada jumlah belanja modal yang dapat kami siapkan. Dalam 1—2 minggu ke depan sudah ada beritanya [keputusan capex dan investasi],” ungkap Leo di Jakarta, Selasa (25/9/2019).
Leo menjelaskan bahwa perusahaan akan kebut penetapan rencana investasi karena permintaan untuk penyediaan kapal mulai meningkat. Dia memastikan tahun ini perseroan akan menempuh pengadaan beberapa kapal baru.
Manajemen sebelumnya mempertimbangkan untuk melakukan akuisisi kapal karena persyaratan tender yang kerap meminta armada yang belum digunakan perseroan atau telah dimiliki perseroan namun sudah digunakan untuk proyek lain.
Leo mencontohkan saat ini armada perseroan yang masih belum terutilisasi berkapasitas 200 penumpang, namun ada tener yang mensyaratkan kapasitas armada sebesar 300 pax sehingga perseron harus segera memenuhi dalam waktu dekat.
Akuisisi merupakan opsi utama perseroan karena jika membeli kapal baru, perseroan masih harus menunggu penyelesaian kapal selama hingga 2 tahun. Padahal, peluang bisnis saat ini sedang baik mengingat harga komoditas dunia mulai pulih.
Meski belum menentukan nilai investasi, Leo mengungkapkan perseroan akan mengajukan pinjaman perbankan untuk investasi pada tahun ini karena prosesnya yang lebih cepat dibandingkan mencari pendanaan dari pasar modal.
“Debt [to equity ratio] kami masih rendah sehingga leverage-nya masih cukup besar. Saat ini kami memiliki ekuitas sebesar US$50 juta, dengan nilai utang yang lebih rendah yaitu US$47 juta,” jelas Leo.
Selain berencana menambah armada, Leo menyampaikan pada tahun ini perseroan juga akan fokus mencari proyek-proyek yang sesuai untuk dapat mengutilisasi dua kapal perseron yang menganggur.
Leo menjelaskan utilisasi perseroan saat ini membaik ke level 60%, dari tahun lalu pada kisaran 50%. Tiga dari lima kapal milik perseroan sedang menjalankan kontrak dari Petronas dan Cnooc.
Adapun, pada tahun ini perseroan memprediksi masih akan membukukan kerugian komprehensif sebesar US$2,6 juta karena masih ada dua unit vessel yang belum digunakan. Soal utilisasi kapal tahun ini, perseroan masih pesimistis di level 60%.