Bisnis.com, JAKARTA -- Pemilik jaringan restoran cepat saji KFC di Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk., telah membuka 12 gerai baru sejak awal 2018.
Pada tahun ini, emiten bersandi saham FAST itu berencana membuka 35 gerai dan 20 KFC Box, sehingga jumlah gerai yang akan dibuka sebanyak 55 gerai baru. Namun, hingga saat ini realisasinya masih jauh dari target.
Kendati demikian, Direktur FAST Justinus Dalimin Juwono optimistis target dapat terpenuhi. Dia mengungkapkan tantangan yang sering dihadapi perseroan dalam pembukaan gerai adalah sulitnya mencari lokasi yang bagus serta perizinan.
"Baru buka 9 restoran dan 3 KFC Box. Target bisa dicapai dan semua dalam progres," ujar Justinus kepada Bisnis, Senin (20/8/2018).
Rencana pembukaan gerai baru tahun ini lebih banyak dibandingkan 2017. Pada tahun lalu, perseroan menambah 53 gerai sehingga total gerainya menjadi 628 unit.
Dengan penambahan 12 gerai baru sejak awal 2018, maka sekarang FAST sudah mempunyai 640 gerai. Untuk tahun ini, perseroan menyasar kawasan Indonesia Timur dan kota-kota lapis dua di Pulau Jawa.
Hingga akhir tahun ini, FAST memproyeksikan penjualan senilai Rp6,16 triliun, atau tumbuh 13,4% secara year-on-year (yoy). Hingga Juni 2018, pendapatan perseroan telah mencapai Rp2,96 triliun atau sekitar 48% dari target.
Sementara itu, laba periode berjalan perseroan tercatat senilai Rp102,17 miliar atau meningkat 34,87% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sekitar Rp75,75 miliar.
Dari sisi geografis, penjualan KFC di Jakarta tercatat paling tinggi dengan Rp1,12 triliun. Disusul oleh Makassar dengan Rp329,94 miliar, Bandung Rp227,54 miliar, Palembang Rp210,89 miliar, Medan Rp181,93 miliar, dan wilayah lainnya sekitar Rp893,76 miliar.
FAST mengalokasikan belanja modal Rp5 miliar-Rp10 miliar untuk satu gerai Pembukan gerai KFC pada tahun ini akan mengarah pada Kawasan Timur Indonesia dan menjangkau daerah lapis dua di Pulau Jawa. Hingga semester I/2018, perseroan telah menggunakan capital expenditure (capex) senilai Rp75,41 miliar.