Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga pemeringkat Fitch Ratings Indonesia menaikkan peringkat perusahaan distribusi ponsel dan gawai, PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. dari B+ menjadi BB-. Fitch juga mencabut Tiphone Mobile Indonesia dari list Rating Watch Negative (RWN).
Dalam publikasinya, Fitch Ratings menyebut kenaikan peringkat sekaligus pencabutan RWN pada emiten dengan kode saham TELE tersebut merefleksikan perseroan telah memperbaiki profil likuiditas jangka pendeknya.
“Situasi tersebut ejalan dengan harapan kami pada Tiphone Mobile Indonesia untuk menurunkan tingkat leverage dan mengantisipasi tekanan pada likuiditas. Perseroan telah melunasi obligasi senilai Rp1 triliun yang jatuh tempo pada Juli 2018,” ungkap publikasi tersebut, Kamis (16/8).
Manajemen Fitch menyampaikan leverage yang lebih sehat bergantung pada langkah-langkah perusahaan menjalankan manajemen likuiditas, arus kas dari operasional, dan struktur modal perseroan.
Selain itu, Fitch Ratings masih menyematkan outlook Negatif pada National Long-Term Rating Tiphone Moblie Indonesia. Peringkat tersebut mengimplikasikan perseroan hanya memegang likuiditas tipis sehingga masih membutuhkan pendanaan di masa yang akan datang. TELE diprediksi masih harus menempuh fundraising untuk dapat membiayai modal kerja perseroan.
Bisnis mencatat pada 31 Juli lalu, TELE baru saja mendapatkan penurunan peringkat dari PT Pemeringkat Efek Indonesia karena dinilai membukukan kinerja keuangan yang memburuk.
Pefindo menurunkan peringkat TELE sebesar 4 notch dari idA- menjadi idBB akibat tingginya resiko refinancing perseroan di tengah likuiditas yang mengetat.
TELE sebelumnya mendapatkan predikat credit watch dengan outlook negatif, tetapi kemudian dinaikkan menjadi positif setelah perseroan berhasil melunasi obligasi jatuh temponya senilai total Rp1,14 triliun. Namun, peringkat tidak serta merta dinaikan.
Adapun, pada awal Juli lalu TELE telah melinasi seluruh pokok utang perseroan yang jatuh tempo pada tahun ini dengan menggunakan dana internal perusahaan.
Sepanjang 2018, emiten dengan kode saham TELE tersebut memiliki dua surat utang yang jatuh tempo yaitu Obligasi I Tiphone Tahap III Seri A Senilai Rp514,5 miliar yang akan jatuh tempo pada 2 Juli 2018 dan Obligasi I Tiphone Tahap I senilai Rp10 miliar yang jatuh tempo pada 10 Juli 2018.
Sekretaris Perusahaan Tiphone Moblie Indonesia Semuel Kurniawan mengungkapkan perseroan telah melunasi seluruh pokok obligasi yang telah jatuh temp dengan menggunakan dana perusahan. Sayangnya, Semuel enggan merincikan sumber dana tersebut.
“Kami menggunakan dana internal dan sudah dibayarkan sepenuhnya pada saat jatuh tempo,” ungkap Semuel.
Saat menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bulan lalu, Tiphone Mobile Indonesia sempat berencana menerbitkan kembali surat utang dengan penggunaan utama untuk melunasi obligasi dengan nilai total lebih dari Rp1 triliun yang jatuh tempo pada tahun ini.
Dalam RUPS tersebut, TELE mengumumkan rencana penerbitan surat utang sebanyak-banyaknya Rp2 triliun dengan penerbitan sebesar Rp1,2 triliun pada tahap pertama yaitu pertengahan 2018, sedangkan sisanya sebesar Rp800 miliar akan diterbitkan 2019 mendatang.
Obligasi senilai Rp800 miliar tersebut pun rencananya akan digunakan perseroan untuk melunasi obligasi yang akan jatuh tempo pada 2019. Kendati demikian, Semuel menyampaikan perseroan memutuskan untuk tidak menerbitkan obligasi dalam waktu dekat.