Bisnis.com, JAKARTA—Emiten jasa pertambangan batu bara PT SMR Utama Tbk. (SMRU) membukukan pendapatan senilai Rp369,21 miliar pada semester I/2018. Nilai itu turun tipis 0,22% year-on-year (yoy).
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan Selasa (7/8/2018), SMRU melaporkan pendapatan per Juni 2018 sebesar Rp369,21 miliar. Angka itu terkoreksi 0,22% yoy dari sebelumnya Rp370,04 miliar.
Perincian pendapatan ialah jasa penambangan Rp360,99 miliar, naik dari sebelumnya Rp358,65 miliar. Adapun, penyewaan alat berat sebesar Rp8,22 miliar, turun dari semester I/2017 sebesar Rp11,39 miliar.
Beban pokok penjualan turun tipis menjadi Rp324,05 miliar dari sebelumnya Rp324,37 miliar. Laba bruto juga melesu menuju Rp45,16 miliar dari periode Januari—Juni 2017 senilai Rp45,67 miliar.
Pada semester I/2018, perseroan membukukan beban usaha neto Rp10,33 miliar, beban keuangan Rp32,86 miliar, dan beban umum Rp64,53 miliar. Hal ini membuat rugi bersih periode berjalan membengkan menuju Rp45,06 miliar dari sebelumnya Rp20,66 miliar.
Rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per Juni 2018 mencapai Rp45,06 miliar. Rugi bersih itu membesar dari semester I/2017 senilai Rp20,66 miliar.
Dalam 6 bulan pertama 2018, SMRU menggelontorkan kas untuk investasi sejumlah Rp73,41 miliar, naik dari sebelumnya Rp31,12 miliar. Jumlah kas dan setara kas pada akhir Juni 2018 naik menjadi Rp77,04 miliar dari Juni 2017 sebesar Rp21,22 miliar.
Total liabilitas SMRU per Juni 2018 naik tipis menjadi Rp1 triliun dari akhir 2017. Liabilitas jangka pendek meningkat menuju Rp491,44 miliar dari sebelumnya Rp399,92 miliar.
Ekuitas perseroan turun menuju Rp858,21 miliar pada semester I/2018 dari akhir tahun lalu Rp903,27 miliar. Total aset pun terkoreksi menuju Rp1,87 triliun dari sebelumnya Rp1,9 triliun.
Per Juni 2018, pemegang saham SMRU ialah PT Trada Alam Minera Tbk. (TRAM) sebesar 52,3%, PT Asabri (Perseo) 6,61%, dan publik 41,08%. Sebelumnya pada Juni 2017, Asabri belum tercatat sebagai pemegang saham di atas 5%.