Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Masih Bertenaga Saat Pasar Global Tertekan Deadline Tarif AS-China

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil membalik pelemahan yang dialami hampir sepanjang sesi perdagangan dan berakhir di zona hijau hari ini, Kamis (5/7/2018).
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (3/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil membalik pelemahan yang dialami hampir sepanjang sesi perdagangan dan berakhir di zona hijau hari ini, Kamis (5/7/2018).

IHSG ditutup naik 0,10% atau 5,69 poin di level 5.739,33, sekaligus melanjutkan penguatan di hari kedua berturut-turut.

Indeks sempat tergelincir ke zona merah saat dibuka turun 0,10% atau 5,73 poin di level 5.727,91 pagi tadi, setelah rebound dan berakhir menguat 1,77% atau 99,70 poin di level 5.733,64 pada perdagangan Rabu (4/7).

Setelah tergelincir ke zona merah, indeks terus bergerak negatif bahkan sempat kembali ke level 5.600. Pelemahannya mulai terkikis menjelang penutupan perdagangan hari ini sebelum berhasil membalik keadaan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran level 5.685,75 – 5.739,33.

Dari 588 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 176 saham menguat, 202 saham melemah, dan 210 saham stagnan.

Berdasarkan data Bloomberg, enam dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir di zona hijau, dipimpin sektor tambang (+1,69%) dan infrastruktur (+1,32%). Adapun sektor konsumer yang turun 1,14% memimpin koreksi di antara tiga sektor lainnya.

Menurut Vice President Research Department Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya, pola IHSG saat ini masih akan terlihat bergerak dalam kondisi konsolidasi wajar di tengah pergolakan harga komoditas dan fluktuasi nilai tukar rupiah.

Berbanding terbalik dengan IHSG, indeks Bisnis 27 tergelincir ke zona merah dan berakhir turun 0,10% atau 0,51 poin di level 494,39, setelah rebound dan berakhir menguat lebih dari 2% pada perdagangan Rabu (4/7).

Indeks saham lainnya di Asia Tenggara terpantau bergerak variatif sore ini, dengan indeks FTSE Straits Time Singapura (+0,36%), indeks SE Thailand (-1,88%), indeks FTSE Malay KLCI (+0,13%), dan indeks PSEi Filipina (-1,56%).

Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing berakhir melemah 1,01% dan 0,78%, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,35%. Di China, indeks Shanghai Composite dan indeks CSI 300 masing-masing melemah 0,91% dan 0,63%. Adapun, indeks Hang Seng Hong Kong ditutup turun 0,21%.

Dilansir dari Reuters, bursa saham emerging market turun untuk perdagangan hari keempat berturut-turut, menjelang tenggat waktu pengenaan tarif oleh Amerika Serikat (AS) terhadap barang-barang China senilai US$34 miliar pada Jumat (6/7/2018).

Indeks saham acuan MSCI turun 0,3%, mencerminkan meningkatnya kekhawatiran bahwa aksi balas membalas antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut akan memukul eksportir di negara-negara lain. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memperingatkan bahwa efek dari hal ini telah mulai terlihat.

China telah menegaskan bahwa tarif terhadap barang-barang asal AS akan mulai berlaku setelah tarif AS mulai dikenakan.

“Kondisi pasar global cukup bearish. Ada kekhawatiran tentang pertumbuhan global mengingat peningkatan tensi perdagangan, yang bermanifestasi terhadap mata uang atau negara-negara yang terbuka serta melakukan banyak perdagangan dengan AS dan China,” kata Koon Chow, emerging markets strategist di UBP.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

TLKM

+1,86

UNTR

+3,58

INTP

+6,15

CPIN

+4,47

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

(%)

HMSP

-2,34

TPIA

-4,11

BMRI

-1,14

BBRI

-0,68

Sumber: Bloomberg

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro