Bisnis.com, JAKARTA – Emiten infrastruktur telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk. berencana melakukan pembelian kembali saham perseroan (buy back) yang telah diterbitkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan prospektus ringkas yang dipublikasikan perseroan pada Rabu (4/7/2018), emiten dengan kode saham TOWR itu akan membeli sebanyak-banyaknya 5% saham perseroan yang ditempatkan dan disetor penuh, atau maksimal 2,55 miliar saham.
“Pembelian kembali saham akan dilakukan secara bertahap dalam waktu paling lama 18 bulan sejak disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB),” ungkap manajemen TOWR.
Perseroan berencana melaksanakan RUPSLB pada 10 Agustus 2018.
Belum lama ini, perseroan juga melakukan aksi korporasi yaitu stock split saham dengan perbandingan 1:5. Tujuannya agar perdagangan saham perseroan lebih likuid.
Perdagangan saham TOWR dengan nilai nominal lama di pasar regular dan pasar negosiasi berakhir pada 27 Juni 2018.
Pada 28 Juni 2018, perusahaan menara Grup Djarum tersebut memulai perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan pasar negosiasi. Adapun perdagangan saham dengan nilai baru pada pasar tunai akan dimulai pada 3 Juli 2018.
Pada kuartal I/2018, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp1,36 triliun atau meningkat 3,7% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Pada periode tersebut, EBITDA perseroan naik 3% menjadi Rp1,16 triliun.
Selama Januari-Maret 2018, jumlah menara perseroan naik 2,8% secara year-on-year (yoy) menjadi lebih dari 15.000 unit, dengan jumlah penyewa (tenant) naik 5% menjadi 25.278 penyewa.
Pada 2018, TOWR telah memiliki order organik dengan jumlah lebih dari 2.000 penyewa baru.
Perseroan menganggarkan Rp2,5 triliun pada tahun ini yang akan digunakan untuk ekspansi organik. Anggaran belanja modal tersebut bersumber dari pinjaman baru dan arus kas operasional.