Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG & Rupiah Lanjutkan Pelemahan

Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut dengan berakhir turun hampir 2% pada perdagangan hari ini, Selasa (3/7/2018), sejalan dengan pelemahan rupiah.
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA— Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut dengan berakhir turun hampir 2% pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (3/7/2018), sejalan dengan pelemahan rupiah.

IHSG ditutup merosot 1,96% atau 112,83 poin di level 5.633,94, setelah dibuka turun 0,16% atau 9,41 poin di level 5.737,35. Pada perdagangan Senin (2/7/2018), IHSG berakhir melemah 0,90% atau 52,47 poin di level 5.746,77.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran level 5.630,10 – 5.752,32. Dari 588 saham yang diperdagangkan hari ini, sebanyak 65 saham menguat, 343 saham melemah, dan 180 saham stagnan.

Berdasarkan data Bloomberg, seluruh sembilan indeks sektoral IHSG berakhir di zona merah, dipimpin sektor industri dasar (-3,89%), aneka industri (-3,06%), dan infrastruktur (-2,59%).

Sejalan dengan IHSG, pelemahan indeks Bisnis-27 berlanjut dan mengakhiri pergerakannya hari ini merosot 2,30% atau 11,34 poin di level 482,56.

Pagi tadi, indeks dibuka turun 0,26% atau 1,29 poin di posisi 492,61, setelah pada perdagangan Senin (2/7) berakhir melemah 0,81% atau 4,04 poin di level 493,90.

Sementara itu, nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya pada hari kedua berturut-turut, dengan ditutup melemah 7 poin atau 0,05% di Rp14.397, kisaran level terlemah sejak Oktober 2015. Pada perdagangan Senin (2/7), rupiah berakhir melemah 0,42% atau 60 poin di posisi 14.390.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail memaparkan data inflasi Juni yang masih cukup rendah sebesar 3,12% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,23% (yoy) diperkirakan menjadi sinyal negatif bagi pertumbuhan ekonomi di triwulan kedua.

Core inflation bulan Juni yang juga lebih rendah sebesar 2,72% (yoy) dibandingkan dengan bulan sebelumnnya sebesar 2,75% (yoy) memperkuat sinyal bahwa pertumbuhan konsumsi domestik masih lemah.

Menurut Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara, produk domestik bruto (PDB) terlihat tumbuh 5,1%-5,2% tahun ini saat tren pemulihan tidak sekuat seperti yang diperkirakan.

“Defisit transaksi berjalan dapat mencapai lebih dari 2,5% atas PDB, tetapi diperkirakan tetap di bawah 3%,” tambah Mirza kepada awak media di Jakarta, seperti dikutip Bloomberg.

Di sisi lain, indeks saham lainnya di Asia Tenggara terpantau bergerak variatif, dengan indeks FTSE Straits Time Singapura (-0,09%), indeks FTSE Malay KLCI (-0,29%), indeks PSEi Filipina (+0,54%), dan indeks SE Thailand (+1,19%).

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

(%)

BBCA

-3,96

BMRI

-3,07

PGAS

-16,41

ASII

-2,40

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

(%)

MEGA

+5,79

DSSA

+9,97

BFIN

+6,43

TOPS

+2,49

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper