Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krakatau Steel (KRAS) Kantongi Dua Kontrak Pasokan Jangka Panjang Tambahan

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. mengantongi dua perjanjian pasokan jangka panjang atau long term supply agreement tambahan yang diyakini bakal mengerek pendapatan perseroan pada tahun ini.
Proses produksi di pabrik milik PT Krakatau Steel/Antara
Proses produksi di pabrik milik PT Krakatau Steel/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. mengantongi dua perjanjian pasokan jangka panjang atau long term supply agreement tambahan yang diyakini bakal mengerek pendapatan perseroan pada tahun ini.

Direktur Pemasaran Krakatau Steel Purwono Widodo mengungkapkan, perseroan mendapatkan tambahan long term supply agreement (LTSA). Kontrak tersebut berasal dari PT Steel Pipe Industry of Indonesia (Spindo) dan PT United Tractor Pandu Engineering.

Secara detail, Purwono menjelaskan bahwa perseroan akan memasok 10.000 ton hot rolled coils (HRC) kepada Spindo. Kesepakatan tersebut berdurasi selama satu tahun dan dapat diperpanjang.

Dengan demikian, sambungnya, emiten berkode saham KRAS itu akan mamasok total 120.000 ton HRC kepada Spindo. Adapun, harga penjualan ditentukan tiap bulan sesuai dengan mekanisme pasar.

Dia mengatakan LTSA berkontribusi cukup signifikan untuk mengerek pendapatan perseroan. Apalagi, tahun ini KRAS menargetkan dapat membukukan keuntungan.

“Dari total revenue KRAS, sekitar 35% berasal dari pesanan LTSA. Persentase tersebut hampir sama baik bulanan, kuartalan, maupun tahunan,” ujarnya kepada Bisnis.com, belum lama ini.

Sebelumnya, Direktur Utama Krakatau Steel Mas Wigrantoro Roes Setiyadi menargetkan pertumbuhan penjualan 40% pada 2018. Salah satu langkah yang ditempuh dengan membuat perjanjian pasokan jangka panjang dengan pelanggan potensial serta sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan KRAS perlu melakukan ekspansi pemasaran agar dapat membukukan keuntungan pada tahun ini. Salah satu strategi yang ditempuh yakni dengan membidik lebih banyak kontrak jangka panjang dan domestik.

“Artinya, mengubah yang tadinya penjualan langsung menjadi kontrak jangka panjang,” ujarnya.

Berdasarkan data KRAS, volume penjualan tercatat tumbuh 24,27% secara tahunan pada kuartal I/2018. Tercatat, volume penjualan naik dari 488.558 ton pada kuartal I/2017 menjadi 607.130 ton.

Sebagai catatan, KRAS membidik volume penjualan 2,8 juta ton pada 2018. Target tersebut naik 40% dibandingkan dengan target yang dipasang pada tahun lalu.

Berdasarkan data Bloomberg, harga saham KRAS ditutup terkoreksi 0,90% atau 4 poin ke level Rp440 pada sesi penutupan perdagangan, Jumat (8/6). Kendati demikian, sepanjang periode berjalan 2018, harga saham bergerak positif menguat 3,77%.

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama masih memberikan rekomendasi beli untuk saham KRAS. Pihaknya memproyeksikan target harga jangka panjang berada di level Rp755.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper