Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vale Indonesia Sasar Peningkatan Produksi pada Kuartal II/2018

Volume produksi nikel matte PT Vale Indonesia Tbk. diharapkan lebih tinggi pada kuartal II/2018 dibandingkan realisasi pada kuartal sebelumnya.
Aktivitas penambangan nikel milik PT Vale Indonesia Tbk. terlihat di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan pada 2015./JIBI-Paulus Tandi Bone
Aktivitas penambangan nikel milik PT Vale Indonesia Tbk. terlihat di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan pada 2015./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, MAKASSAR -- Volume produksi nikel matte PT Vale Indonesia Tbk. diharapkan lebih tinggi pada kuartal II/2018 dibandingkan realisasi pada kuartal sebelumnya.

Senior Manager Communication Vale Indonesia Budi Handoko mengatakan beberapa faktor menjadi pendorong peningkatan produksi pada kuartal kedua ini, yang mana optimalisasi kapasitas produksi turut menopang. Menurut dia, aktivitas pemeliharaan alat produksi perseroan di kuartal kedua relatif lebih sedikit dari kuartal sebelumnya sehingga menjadi salah satu pendorong peningkatan produksi nikel matte.

"Kemudian, harga komoditas di pasar global terus membaik, yang berarti permintaan pelanggan juga tentunya bergerak positif. Otomatis produksi juga ditingkatkan," papar Budi di Makassar, Rabu (6/6/2018).

Kendati enggan menyebutkan detail proyeksi volume produksi kuartal II/2018, dia optimistis bakal melampaui realisasi nikel matte pada kuartal I/2018 yang mencapai 17.141 ton.

Pendapatan usaha juga diproyeksi bergerak atraktif pada periode April-Juni 2018. Hal ini mengacu pada harga komoditas nikel di pasar global saat ini yang berada di kisaran US$15.000 per ton.

Pada tiga bulan pertama 2018, pendapatan Vale Indonesia mencapai US$170,45 juta dengan dengan harga rata-rata komoditas nikel di pasar global berada di level US$12.000 per ton.

"Kalau harga di pasar global konsisten di kisaran US$15.000 hingga kuartal kedua berakhir, kinerja pendapatan berpeluang lebih tinggi lagi dari kuartal pertama," lanjut Budi.

Emiten yang memiliki kode saham INCO ini mematok produksi nikel matte sebanyak 77.000 ton sepanjang 2018. Volume itu meningkat tipis dari realisasi produksi dan penjualan tahun lalu yang masing-masing sebanyak 76.807 ton dan 77.643 ton.

Sebagaimana diketahui, perseroan hanya melakukan produksi sesuai permintaan pelanggan pasar global. Secara persentase, perusahaan tambang yang berbasis di Luwu Timur, Sulawesi Selatan, ini sudah mencapai realisasi produksi 22,26% dari target produksi kumulatif 2018.

Adapun kapasitas produksi nikel matte milik Vale Indonesia mencapai 80.000 ton per tahun.

Sebelumnya, Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter mengungkapkan perseroan akan mengoptimalkan kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi, dan berupaya mengurangi biaya agar mampu memacu kinerja di tengah kenaikan ongkos bahan bakar.

Pada kuartal I/2018, Vale mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan yang disebabkan meningkatnya harga bahan bakar, yakni high sulphur fuel oil (HSFO), diesel, dan batu bara. Harga masing-masing ketiga komponen itu pada kuartal I/2018 adalah US$60,36 per barel, US$0,58 per liter, dan US$144,09 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper