Bisnis.com, JAKARTA—Seiring dengan meningkatnya permintaan alat berat, PT Hexindo Adiperkasa Tbk., (HEXA) menaikkan margin penjualan menjadi 12%-13% mulai pertengahan 2017 dari sebelumnya 7%.
Chief Marketing Officer Hexindo Adiperkasa Djonggi Gultom menyampaikan, mulai pertengahan 2017 perusahaan menaikan harga seiring dengan meningkatnya permintaan alat berat. Perolehan margin dari penjualan alat berat pun naik menjadi 12%-13% dari sebelumnya 7%, sedangkan margin spare part mencapai 30%.
"Kami bisa menaikkan harga pelan-pelan secara bertahap, karena permintaan tinggi," tuturnya, Rabu (16/5/2018).
Menurutnya, iklim industri alat berat pada 2017 cenderung positif, dan diperkirakan berlanjut pada 2018. Perihal nilai tukar rupiah yang melambung belakangan ini, sambungnya, hal itu tidak menjadi masalah besar.
Saat ini, perusahaan sudah bisa memproduksi alat berat kelas 10 ton-30 ton di dalam negeri, meskipun sejumlah komponen masih disuplai melalui impor.
Namun, penjualan spare part dilakukan tergantung pesanan pelanggan sehingga perusahaan langsung dapat membebankan kenaikan harga akibat kurs kepada konsumen.
Presiden Direktur Hexindo Adiperkasa Kardinal A. Karim menyampaikan, kenaikan harga alat berat juga berkaitan dengan peningkatan royalti 2% karena perusahaan menggunakan merk Hitachi.
Rencana pembelian royalti merupakan kebijakan yang ditetapkan secara global oleh Hitachi Construction Machinery Co. Ltd, yang saat ini memegang 48,59% saham perseroan.
"Tarif 2% nantinya dimasukan sebagai komponen harga jual produk perseroan kepada konsumen," tuturnya.
Tarif 2% merupakan gabungan ongkos penagihan royalti merek Hitachi sebesar 1% dan HCM juga senilai 1%. Saat ini, proses penggunaan merk masih dibahas oleh tim penilai independen.