Bisnis.com, JAKARTA — Lini konstruksi dan energi masih menjadi penopang bisnis PT Adhi Karya (Persero) Tbk. berdasarkan komposisi perolehan kontrak baru perseroan sampai April 2018.
Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk. (ADHI) Budi Harto menyatakan bahwa dari perolehan kontrak baru sebesar Rp3,80 triliun sampai April 2018, sebanyak 88,20% disumbangkan oleh kontrak proyek konstruksi dan energi.
“Sementara itu, properti 9,50% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya,” kata Budi dalam paparan kinerja ADHI bersama dengan jajaran direksi, Selasa (15/5/2018).
Perolehan kontrak baru sebesar Rp3,80 triliun tersebut, tuturnya, naik 25,90% dibandingkan dengan kontrak baru per Maret 2018 yang mencapai Rp3 triliun.
Realisasi kontrak baru pada April tersebut didapatkan dari proyek RSKIA Tahap II sebesar Rp279,50 miliar, apartemen Cordova sebesar Rp164 miliar, dan Hotel Novotel Bali sebesar Rp153 miliar melalui PT Adhi Persada Gedung.
Dari segmentasi sumber dana, perolehan kontrak baru tersebut terdiri atas proyek pemerintah sebanyak 11,40%, BUMN 43,20%, dan swasta/lainnya sebanyak 45,40%.
Baca Juga
Pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri atas proyek gedung sebanyak 71,30%, proyek jalan dan jembatan 17,3%, serta proyek infrastruktur lainnya 11,40%.