Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja keuangan kontraktor pelat merah, PT Adhi Karya (Persero) Tbk., terkerek proyek properti dan infrastruktur pada kuartal I/2018.
Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan kontribusi terbesar pendapatan perseroan berasal dari proyek infrastruktur dan properti. Dua sektor tersebut menjadi pendongkrak kinerja keuangan pada kuartal I/2018.
Secara detail, Investor Relations Adhi Karya Tiara Nursyani menjelaskan bahwa proyek properti perseroan berasal dari anak usaha, PT Adhi Persada Properti. Selain itu, divisi usaha transit oriented development (TOD) juga memberikan kontribusi.
Dari sisi infrastruktur, Tiara menyebut proyek light rail transit menjadi pendongkrak kinerja keuangan perseroan.
“[Jadi pendapatan bersumber] dari hasil progres pekerjaan kami.” jelasnya saat dihubungi akhir pekan lalu.
Sebagai catatan, ADHI berencana mengembangkan proyek properti untuk keperluan pemukiman hingga komersial bernama LRT City. Proyek itu antara lain terletak di Bekasi Timur, Sentul, Jaticempaka dan Ciracas.
Proyek light rail transit terdiri atas jalur pelayanan Cawang-Cibubur, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas, Cawang-Bekasi Timur, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, Cibubur-Bogor, dan Palmerah-Grogol. Dalam proyek LRT itu, ADHI menjadi kontraktor berdasarkan penugasan pemerintah.
Berdasaran laporan keuangan kuartal I/2018, Adhi Karya mengantongi pendapatan Rp3,14 triliun. Jumlah tersebut naik 39% dari kuartal I/2017 Rp2,24 triliun
Sejalan dengan kenaikan pendapatan tersebut, beban pokok penjualan emiten berkode saham ADHI itu naik 34% secara tahunan. Perseroan mengeluarkan beban pokok penjualan Rp2,71 triliun pada kuartal I/2018.
Dengan demikian, ADHI mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk Rp73,28 miliar pada kuartal I/2018. Pencapaian itu naik signifikan 282,86% dari periode yang sama tahun lalu Rp19,14 miliar
Di sisi lain, arus kas ADHI tercatat positif Rp2,01 triliun pada kuartal I/2018. Kondisi itu berbanding terbalik dengan periode yang sama sebelumnya di mana arus kas perseroan minus Rp996,95 miliar.
Sementara itu, Adhi Karya mengantongi nilai kontrak baru (NKB) Rp3,0 triliun pada Maret 2018. Pencapaian itu tumbuh 78,6% dibandingkan dengan Februari 2018 Rp1,3 triliun.
Adapun, NKB periode Maret 2018 berasal dari pekerjaan Trans Park Bekasi Rp845,8 miliar, Tol Bakauheni Rp186,8 miliar, dan penataan Kawasan Kompleks Gelora Bung Karno Rp134,2 miliar. Dengan demikian kontribusi terbesar masih didominasi lini konstruksi dan energi 87,3%