Bisnis.com, JAKARTA--Kinerja saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk. sepanjang tahun berjalan telah terkoreksi hingga 23,92% menuju level Rp16.700 per saham. Meskipun kinerja saham tertekan, kalangan analis optimistis saham Indocement berpotensi merangkak ke level Rp17.884 per saham.
Analis PT Valbury Sekuritas Indonesia Budi Rustanto dam Devi Hartojo menuliskan dalam riset, bahwa kinerja Indocement Tunggal Prakasa pada kuartal I/2018 lebih rendah dari yang diharapkan.
Kondisi tersebut, membuat Valbury memberikan rekomendasi hold untuk saemiten bersandi saham INTP. Adapun target harga yang ditetapkan Valbury untuk INTP hingga akhir tahun sebesar Rp18.500 per saham.
Selain itu, Budi mempertahankan, asumsi pertumbuhan konsumsi semen nasional sebesar 5% year on year pada 2018, didorong oleh akselerasi infrastruktur dan pemulihan permintaan properti.
Harapannya, kondisi itu bisa memperkuat kuat permintaan beton dan semen curah di Sumatra, Jabodetabek, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, berasal dari efek multiplier proyek infrastruktur.
Budi melihat bahwa penjualan semen dapat tumbuh di atas harapan dalam hal kelancaran pemilihan umum dan regional serta upaya pemerintah untuk membawa pemerataan pembangunan. Hingga akhir 2018, Valbury memprakirakan earning per share INTP bakal turun menjadi Rp428 per saham, turun dari 2017 yang sempat mencapai Rp505 per saham.
Baca Juga
Adapun, laba bersih INTP jatuh sebesar 46,2% year on year menjadi Rp264 miliar di kuartal I/2018. Pendapatan naik INTP tipis 1,9% year on year menjadi Rp3,44 triliun pada kuartal I/2018, karena volume penjualan meningkat 9,5% year on year, sementara average selling price (ASP) merosot 7% secara tahunan, hal itu diperburuk oleh persaingan yang ketat.
Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin mempertahankan rekomendasi hold untuk INKP hingga akhir 2018. Mimi juga menurunkan target harga INKP menjadi Rp15.600 per saham, dari sebelumnya Rp16.745 per saham.
"Kami percaya bahwa industri semen belum sepenuhnya jelas. Apalagi dengan adanya klebihan pasokan yang terus menerus dan kenaikan harga energi masih membebani kinerja industri," tulisnya dalam riset, Selasa (8/5/2018).
Rekomendasi hold yang diberikan Mirae, katanya, telah memperhitungkan rerata harga jual dan potensi pemulihan properti yang dapat mendorong industri semen. Menurut Mimi, volume penjualan INTP berpeluang tumbuh lebih baik pada tahun ini, didorong oleh konsumsi semen yang lebih baik di bagian barat Jawa.
Berdasarkan konsensus Bloomberg, dari 20 analis yang meng-cover saham INTP, terdapat 13 analis yang memberikan rekomendasi hold, 12 rekomendasi sell dan 5 rekomendasi buy. Kalangan analis ini memproyeksikan harga INTP berpotensi naik menuju level Rp17.884 per saham hingga akhir tahun.