Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Respons Positif Pertumbuhan PDB Kuartal I/2018

Pasar saham domestik merespons positif laporan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2018 yang sebesar 5,06%. Pada penutupan perdagangan Senin (7/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 1,6% atau 92,753 poin ke level 5.885,098.
Karyawan melintas di antara monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan melintas di antara monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham domestik merespons positif laporan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2018 yang sebesar 5,06%. Pada penutupan perdagangan Senin (7/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 1,6% atau 92,753 poin ke level 5.885,098.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengungkapkan dengan pertumbuhan kuartal I/2018 sebesar 5,06%, pasar lebih dapat memprediksi kondisi perekonomian nasional hingga akhir tahun. Sejauh ini, indikator ekonomi dinilai sesuai ekspektasi pasar.

“Dengan pertumbuhan 5,06% ini, hingga akhir tahun sepertinya kita bisa sampai 5,4%—5,5%, karena kuartal I/2018 ini justru sedang berat. Ke depan akan lebih terprediksi,” ungkap Tito di Jakarta, Senin (7/5/2018).

Tito mengungkapkan pasar masih menghadapi tantangan besar yaitu kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah. Dengan impor minyak 800.000 barel per hari dan harga minyak menyentuh US$74 per barel, potensi pengeluaran Negara mencapai US$60 juta per harinya.

Kondisi ini, menurut Tito, menjadi pertimbangan berat pemerintah untuk mengukur nilai subsidi harga minyak. Jika subsidi ditarik, inflasi berisiko meningkat, sedangkan jika subsidi tetap, alokasi APBN pemerintah akan tergerus signifikan.

Senior Manager Research PT Infovesta Utama Praska Putranto mengungkapkan pertumbuhan PDB kuartal I/2018 yang sebesar 5,06% memang lebih tinggi secara yoy, namun berada di bawah ekspektasi pasar yang sebesar 5,1%—5,19%.

Oleh karena itu, pasar sempat merespons negatif pergerakan IHSG, saat penguatan IHSG melemah di tengah perdagangan. Kendati demikian, IHSG ditutup rebound dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik hingga akhir tahun.

“PDB pada kuartal I ini kelesuannya dikarenakan belanja pemerintah dan ekspor, makanya secara kuartalan turun 0,42%. Namun kuartal II-IV ada event besar, sehingga market kembali merespons positif IHSG hari ini,” ungkap Praska.

Memasuki kuartal II/2018, Praska menjelaskan pasar akan diwarnai sentimen kombinasi antara pertumbuhan ekonomi yang membaik yang didorong belanja saat puasa dan Lebaran, namun masih dibayangi risiko apresiasi dolar.

Dia memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II akan cenderung stabil, karena dampak Lebaran akan terlihat pada kuartal III/2018. Selain itu, Praska menggarisbawahi pelemahan nilai tukar rupiah membawa dampak fundamental karena berisiko mengurangi portofolio asing.

“Rupiah sudah Rp14.000 per dolar AS, dan ada risiko dari The Fed, sebaiknya Bank Indonesia menyesuaikan suku bunganya. Pertumbuhan ekonomi kita masih strunggling tapi rupiahnya melemah, wajar bursa kita sekarang tertekan asing terus,” ungkap Praska.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper