Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Katalis Ini Bakal Topang IHSG Pascaputusan Tarif Trump

Pelaku pasar optimistis melihat prospek pasar saham Indonesia pada paruh kedua 2025 walaupun Indonesia dikenakan tarif impor lebih tinggi oleh AS.
Investor mengamati layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (Rabu (7/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Investor mengamati layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (Rabu (7/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku pasar tetap optimistis melihat prospek pasar saham Indonesia pada paruh kedua 2025 walaupun Indonesia dikenakan tarif impor lebih tinggi oleh AS.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan penguatan sebesar 0,57% ke level 6.943,92 pada Rabu (9/7/2025). Sejak awal tahun, IHSG turun 1.92%.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan memproyeksikan, setelah putusan tarif diumumkan oleh Trump, dampak terhadap angka produk domestik bruto (PDB) Indonesia terlihat minimal. Selain itu, pasar telah memperkirakan kemungkinan pemberlakuan tarif ini, sehingga putusan Trump tidak terlalu mengejutkan.

“Dampaknya terhadap PDB Indonesia diperkirakan relatif minim, kontribusinya hanya sekitar 2%, sehingga belum menjadi risiko sistemik bagi ekonomi secara keseluruhan,” katanya saat dihubungi, Rabu (9/7/2025).

Ekky menyebut, penguatan IHSG pada semester ini bakal didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga dan meredanya kekhawatiran global, terutama pascagencatan senjata Israel-Iran. 

Selain itu, secara global, potensi pemangkasan suku bunga The Fed bakal menjadi katalis tambahan untuk kembalinya aliran modal asing di pasar Indonesia.

“Dengan kombinasi faktor teknikal, valuasi yang sudah mulai menarik, serta sentimen makro yang membaik, kami yakin bahwa semester II ini akan menjadi periode yang lebih kondusif bagi pasar saham domestik,” katanya.

Equity Research Analyst OCBC Sekuritas Jessica Leonardy memproyeksikan sejumlah katalis positif mampu menahan anjloknya IHSG akibat pemberlakuan tarif impor AS, seperti kebijakan suku bunga hingga stimulus ekonomi dari pemerintah.

"Diharapkan pada semester II/2025, pemangkasan BI rate dapat berlanjut sehingga bisa menjadi katalis positif untuk IHSG. Diperkirakan, at least ada sekali pemangkasan suku bunga di semester II/2025," katanya.

Selain itu, stimulus pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), program 3 juta rumah, program hilirisasi, hingga investasi melalui Danantara disebut bakal memberikan penguatan tersendiri bagi kinerja IHSG sepanjang 2025.

Dibandingkan kinerja IHSG semester I/2025, Jessica lebih memandang optimis terhadap kinerja IHSG pada semester II/2025 karena sejumlah katalis domestik dan stimulus pemerintah.

Terlebih lagi, pemerintah telah meluncurkan lima paket stimulus ekonomi sepanjang Juni–Juli 2025. Stimulus itu antara lain diskon transportasi, diskon tarif tol, bantuan pangan dan kartu sembako, bantuan subsidi upah, hingga diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja.

"Beberapa sentimen yang akan berpengaruh terhadap arah IHSG di semester ke depan yaitu dari sisi domestik, potensi earnings recovery dan progress program pemerintah yang lebih jelas," katanya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper