Bisnis.com, JAKARTA – Minyak mentah terjual dengan harga di bawah US$68 karena investor mulai mempertimbangkan dampak dari perluasan pasokan minyak mentah di AS bersamaan dengan pengambilan keputusan untuk nuklir Iran yang semakin dekat.
Perdagangan berjangka di New York mengalami penurunan 0,5% setelah mendapat kenaikan terbesar dalam dua pekan pada Rabu. Pasokan minyak mentah AS meningkat hingga leih dari 6,2 juta barel pada pekan lalu, tumpukan terbesar sejak Januari 2018, dibandingkan dengan kenaikan 1,23 juta barel yang diperkirakan oleh survei Bloomberg.
Sementara itu, ketidakpastian pasokan Iran kemungkinan akan terus berlanjut hingga keputusan Presiden AS untuk mengaktifkan sanksi pada produsen terbesar ketiga organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) itu pada 12 Mei mendatang.
Kedua patokan perdagangan minyak berjangka di New York maupun London tersebut mengalami kenaikan lebih dari 10% selama tahun berjalan karena terdorong oleh risiko geopolitik di Timur Tengah dan investor yang menantikan keputusan AS terhadap Iran.
Pada waktu yang bersamaan, produsen global yang dikepalai OPEC dan sekutunya termasuk Rusia kokoh dengan pendiriannya untuk tetap memangkas produksi meskipun telah mencapai target setelah 16 bulan mengurangi produksi.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) pada perdagangan Kamis (3/5/2018) untuk pengiriman Juni 2018 tercatat mengalami penurunan tipis 0,12 poin atau 0,18% menjadi US$67,81 per barel. Secara year-to-date tercatat mengalami kenaikan hingga 12,23%. Total volume yang diperdagangkan berada 58% di bawah rata-rata 100 hari.
Adapun, pada perdagangan di waktu yang sama tercatat harga minyak Brent berjangka juga turun 0,16 poin atau 0,22% menjadi US$73,20 per barel. Patokan minyak mentah global itu berada pada US$5,57 premium terhadap WTI bulan Juli.
Sementara itu, pada perdagangan berjangka Yuan-denominated untuk pengiriman September 2018 naik 0.8% menjadi 447 yuan per barel pada perdagangan di Shanghai International Energy Exchange pada Rabu. Kontrak tersebut mengalami kemerosotan 0,2% dan ditutup pada 443,5 yuan per barel.