Bisnis.com, JAKARTA – Berdasarkan data World Steel Association atau worldsteel dalam laporan Short Range Outlook (SRO), diproyeksikan permintaan baja global pada 2018 akan mencapai 1.616,1 juta ton, meningkat 1,8% dari total permintaan di 2017 seiring dengan membaiknya ekonomi global.
Worldsteel juga memproyeksikan pada 2019 permintaan baja global diperkirakan akan mengalami peningkatan kendati tidak sebesar tahun ini, yaitu hanya 0,7% menjadi 1.626,7 juta ton.
Ketua Komite Ekonomi Worldsteel TV. Narendran menuturkan bahwa proyeksi pertumbuhan pada tahun ini didorong oleh adanya kepercayaan diri yang tinggi, tingkat investasi yang kuat, serta pemulihan harga komoditas yang berpotensi mendorong siklus yang baik bagi permintaan baja secara global, baik di negara maju maupun di negara berkembang.
“Permintaan baja di negara maju dan berkembang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan dengan risiko yang relatif terbatas,” kata Narendran.
Sementara itu, proyeksi pertumbuhan yang melambat pada 2019 disebabkan adanya proyeksi perlambatan lebih lanjut di China dan momentum investasi yang melemah akibat suku bunga yang lebih tinggi.
Narendran juga memaparkan secara umum adanya optimisme pertumbuhan permintaan dalam 2 tahun ini tidak serta merta tanpa sentimen negatif yang dapat mengikis proyeksi pertumbuhan tersebut.
Baca Juga
Di antaranya, adanya kemungkinan meningkatnya ketegangan perdagangan serta ekspektasi kenaikan tingkat suku bunga Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Pasalnya, sentimen tersebut dapat menyebabkan volatilitas pasar keuangan dan kesulitan negara berkembang yang memiliki hutang yang besar.
“Permintaan baja ditopang dari momentum ekonomi global yang menguntungkan, tetapi juga menghadapi risiko dari meningkatnya ketegangan perdagangan global serta ekspektasi kenaikan suku bunga,” jelasnya dengan mengacu pada asumsi risiko naik dan turun pada perkiraan ini yang sebagian besar dinilai seimbang.