Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Sukses Patahkan Depresiasi Lima Hari

Nilai tukar rupiah sukses mempertahankan reboundnya pada perdagangan hari ini, Senin (9/4/2018), sekaligus mematahkan rangkaian depresiasi lima hari berturut-turut sebelumnya.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah sukses mempertahankan reboundnya pada perdagangan hari ini, Senin (9/4/2018), sekaligus mematahkan rangkaian depresiasi lima hari berturut-turut sebelumnya.

Rupiah ditutup menguat 0,12% atau 17 poin di Rp13.761 per dolar AS, setelah rebound saat dibuka dengan apresiasi 8 poin atau 0,06% di posisi Rp13.770 per dolar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.750 – Rp13.780 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan Jumat (6/4), rupiah berakhir terdepresiasi 0,08% atau 11 poin di posisi 13.778.

Mata uang lainnya di Asia terpantau bergerak variatif sore ini, dengan won Korea Selatan yang terapresiasi 0,23% memimpin penguatan beberapa mata uang Asia. Di sisi lain, yen Jepang yang melemah 0,22% memimpin depresiasi beberapa mata uang Asia.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau menguat 0,15% atau 0,136 poin ke level 90,244 pada pukul 17.04 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan kenaikan tipis 0,026 poin atau 0,03% di level 90,134, setelah pada perdagangan Jumat (6/4) berakhir melemah 0,39% atau 0,352 poin di posisi 90,108.

Dilansir Reuters, penguatan dolar AS ditopang indikasi kembalinya minat investor terhadap aset berisiko, di antaranya rebound bursa saham. Meski demikian, investor tetap mewaspadai tensi perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

Laporan media bahwa China sedang mengevaluasi dampak potensial dari depresiasi yuan secara bertahap sebagai alat dalam perselisihan perdagangan yang meningkat juga mendorong kenaikan greenback.

“Kami sedang menunggu untuk melihat lebih banyak kejelasan tentang isu perang dagang berikut eskalasi apa pun yang akan memicu aksi jual global,” kata Thu Lan Nguyen, seorang analis di Commerzbank.

“Tetapi untuk saat ini pasar berada di titik dimana mereka telah melakukan perdagangan untuk sebagian besar waktu dalam beberapa pekan terakhir,” lanjutnya, seperti dikutip Reuters.

Di sisi lain, aksi penghindaran risiko hari terlihat kurang intens dibandingkan dengan beberapa pekan sebelumnya, sebagian karena harapan negosiasi antara AS dan China menuju solusi pragmatis, menurut Shinichiro Kadota, senior strategist untuk Barclays di Tokyo.

“Kami tidak lagi dalam fase dimana dolar terus turun terhadap yen,” tambah Kadota.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro