Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reliance Securities RELI Tambah Saham di Bank BKE

PT Reliance Securities Tbk. akan memperbesar porsi kepemilikan saham di PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) pada tahun ini. Saat ini, emiten berkode saham RELI itu memegang saham sebesar 20,5%.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Reliance Securities Tbk. akan memperbesar porsi kepemilikan saham di PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) pada tahun ini. Saat ini, emiten berkode saham RELI itu memegang saham sebesar 20,5%.

Corporate Secretary Reliance Sekuritas Indonesia Erry Hidayat mengatakan, perseroan menginginkan untuk menjadi pemegang kendali di perusahaan bank tersebut, dengan porsi maksimal hingga 40%. "Kami berharap sampai 40%, jadi pengendali. Kalau bisa setinggi-tingginya," katanya di Jakarta, Rabu (4/4/2018).

Penambahan saham itu, kata dia, akan dilakukan saat BKE melakukan rights issue yang rencananya digelar dalam waktu dekat. Adapun, dana yang akan digunakan untuk pembelian itu bersumber dari hasil penerbitan obligasi pada 2016 silam.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, RELI menawarkan obligasi korporasi selama 30 Juni hingga 20 Juli 2016. Penawaran yang masuk melampaui rencana penerbitan semula senilai Rp65 miliar, yang ditujukan untuk refinancing Obligasi III/2014 yang seharusnya jatuh tempo pada 10 Juli 2017 dengan besaran bunga 12,0% per tahun.

Mengingat permintaan dari para investor, RELI memutuskan untuk meningkatkan nilai obligasi IV/2016 berkode RELI04A menjadi senilai Rp100 miliar dengan besaran kupon 9,5% dan bertenor 5 tahun, serta berlaku efektif pada 22 Juli 2016.

"Dari obligasi kemarin duitnya masih kami pegang. Sebenarnya rencana penambahan saham ini telah dilakukan sejak tahun lalu. Tapi karena ada kendala jadi baru bisa tahun ini. Kali ini pasti terealisasi," jelasnya.

Erry menambahkan, ada faktor selain dana yang menjadi kunci dari keputusan penambahan saham tersebut yakni restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pasalnya, setiap pemegang saham perbankan harus menjalani uji kelayakan atau fit and proper test di OJK.

Namun dia optimistis akan dapat menjalani uji kelayakan dengan baik. "Semua kan kembali ke OJK, karena untuk mejadi pemegang saham harus menjalan fit and proper test di OJK. Tapi kami yakin bisa," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper