Bisnis.com, JAKARTA – Pemegang saham emiten industri kayu, PT SLJ Global Tbk. akhirnya menyetujui rencana perseroan untuk menempuh Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
Rencana perseroan sempat tertunda setelah pada 21 Maret lalu perseroan membatalkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) karena tidak mencapai kuorum. Perseroan memutuskan rights issue untuk memenuhi kebutuhan working capital atau modal kerja.
Wakil Presiden Direktur PT SLJ Global Tbk. David mengungkapkan perusahaan mengincar dana pada kisaran Rp200 miliar—Rp250 miliar dari aksi korporasi tersebut. Dana itu akan digunakan untuk modal kerja dan meningkatkan kapasitas produksi pabrik.
“Perkiraannya, kami akan mendapatkan sekitar Rp200 miliar—Rp250 miliar yang akan kami gunakan untuk working capital. Umumnya harga rights issue memang lebih rendah dibandingkan dengan market price saham,” ungkap David pada Bisnis.com, Senin (2/4/2018).
David mengungkapkan pemegang saham telah menyetujui rencana perseroan untuk menerbitkan saham baru sebanyak 2,5 miliar saham baru dengan nominal Rp100 dan disertai penerbitan 1,395 miliar waran seri II.
Pemegang saham SULI yang tidak melaksanakan PMHMETD IV miliknya dan tidak mengambil porsi atas saham tersebut dapat terdilusi maksimal sebanyak 38,54%. Adapun, pemegang saham yang tidak melaksanakan waran seri II miliknya dapat terdilusi maksimal sebesar 17,70%.
Baca Juga
Dari keterbukaan informasi yang belum lama ini dipublikasikan SULI, penggunaan dana hasil PMHMETD IV ialah untuk pembayaran utang perseroan dan entitas anak, serta pengembangan usaha ke depan. Sementara itu, hasil penerbitan waran seri II dipakai sebagai dana pengembangan usaha.