Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produk Baru Jadi Kontributor Penjualan Reksa Dana

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menilai, kenaikan net subscription pada awal tahun ini ditopang oleh produk baru yang diluncurkan sejumlah manajer investasi.

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menilai, kenaikan net subscription pada awal tahun ini ditopang oleh produk baru yang diluncurkan sejumlah manajer investasi.

Adapun, sebagian besar produk baru tersebut berjenis reksa dana terproteksi. Untuk reksa dana saham, kata dia, tidak berkontribusi besar karena belakangan marak aksi profit taking sehingga memperbesar redemption reksa dana.

"Kalau reksa dana saham kemarin banyak mencapai rekor, sehingga aksi protif taking cukup besar dan ini seharusnya mempengaruhi redemption. Jadi faktornya jelas produk baru," kata dia kepada Bisnis.com, Selasa (6/3/2018).

Berdasarkan data Infovesta Utama, selama Januari-Februari 2018, terdapat 59 produk baru yang meluncur ke pasar. Sekitar 25 produk berjenis reksa dana terproteksi. Disusul oleh reksa dana saham dan pasar uang yang masing-masing sebanyak 11 produk.

Selain itu, imbuh Rudi, pada tahun ini ada perubahan pola pengelolaan investasi reksa dana saham, yakni dari saham emiten yang memiliki kapitalisasi besar atau big cap ke emiten medium atau small cap. Alasannya, valuasi saham big cap sudah terlampau tinggi sehingga para investor mulai beralih ke saham-saham yang cukup aktif. Terbukti, selama 2 bulan terakhir kinerja saham medium dan small cap cukup memuaskan.

"Tahun ini valuasi saham big cap sudah cukup tinggi. Dan pergerakan saham medium dan small cap lebih menarik, dan sejauh ini kinerjanya lebih bagus dari yang big cap," ujarnya.

Dari data yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Selasa (6/3/2018), total pembelian baru (subscription) hingga akhir bulan lalu mencapai Rp179 triliun. Adapun, total pencairan pada tahun berjalan per akhir bulan lalu tercatat senilai Rp148,25 triliun. Dengan demikian, net subscription yang berhasil dicatatkan mencapai Rp30,75 triliun.

Angka tersebut meningkat cukup tajam yakni lebih dari 100% dibandingkan nilai net subscription pada periode Januari-Februari tahun lalu yang hanya senilai Rp14,7 triliun. Pada periode tersebut, total subscription juga cukup kecil yakni hanya senilai Rp55,78 triliun dengan redemption tercatat senilai Rp41,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper