Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk. untuk mencicipi bisnis properti diyakini akan dapat mengerek kinerja produsen keramik tersebut yang sempat terpukul dalam tiga tahun terakhir.
Sejak akhir tahun lalu, perusahaan dengan kode saham IKAI tersebut terlibat langsung dalam beberapa pengembangan aset properti yang dimiliki perseroan melalui PT Mahkota Artha Mas (MAM), PT Realindo Sapta Optima (RSO) dan PT Mahkota Properti Indo Medan (MPIM).
Saat ini, RSO sedang membangun JW Marriott International di Ubud, Bali, di lahan seluas 6,9 hektare. Proyek di Bali juga sedang dikerjakan MAM yaitu pembangunan hotel di lahan 2,3 hektare di Ubud. PT MPIM sedang membangun hotel butik di Medan.
Adapun, PT Mahkota Properti Indo (MPI) sebelumnya masuk ke pasar modal dengan skema backdoor listing melalui PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk., menjadi momentum masuknya produsen keramik tersebut ke sektor properti.
Presiden Direktur PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk. Yohas Raffli menyampaikan pembangunan beberapa hotel tersebut kan berlangsung selama 2018—2019 dan sepenuhnya akan dilengkapi oleh keramik denga merek Essenza, yang diproduksi perseroan.
“Saat kami memiliki portofolio dari perusahaan properti, Essenza aan memiliki cashflow yang baik. Pembangunan hotel ini. Pembangunan hotel ini butuh pasokan baik dari produksi INKA [Internusa Keramik Alamasri, anak usaha perseroan] maupun dari keramik impor,” ungkap Yohas di Jakarta, Senin (5/3/2018).
Baca Juga
Yohas menyampaikan beberapa properti tersebut akan mulai selesai dan menyumbangkan pendapatan pada perusahaan pada 2019. Saat pembangunan selesai, nilai proyek JW Marriott Ubud akan mencapai Rp535 miliar.
Adapun, berdasarkan laporan keuangan unaudited perusahaan yang dipublikasikan di situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp13,33 miliar sepanjang 2017 lalu. Nilai tersebut anjlok lebih dari lima kali lipat dari capaian pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp83,77 miliar.