Bisnis.com, JAKARTA – Minyak mentah memperkecil pelemahan pada hari Selasa (6/2/2018) setelah laporan industri menunjukkan penurunan yang tak terduga dalam cadangan minyak mentah AS.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret naik 50 sen ke level US$63,81 per barel setelah ditutup di level US$63,39 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 26% di atas rata-rata 100 hari.
Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak April ditutup melemah 76 sen ke level US$66,86 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London, terendah sejak awal Januari. Minyak mentah patokan global diperdagangkan US$3,75 lebih mahal dari WTI kontrak April.
Dilansir Bloomberg, American Petroleum Institute melaporkan cadangan minyak mentah AS turun 1,05 juta barel pekan lalu, dengan penyimpanan di Cushing, Oklahoma juga turun. Penurunan ini terjadi saat penyuling melakukan perawatan musiman, yang biasanya menurunkan permintaan minyak mentah.
“(Penurunan stok minyak mentah) sangat tidak biasa untuk tahun ini. Ini tak terduga, dan akan menambah sedikit dukungan terhadap sentimen bearish jangka pendek sekarang," kata James Williams, presiden direktur WTRG Economics, seperti dikutip Bloomberg.
Sebuah survei Bloomberg menjelang data pemerintah yang dijadwalkan dirilis pada hari Rabu menunjukkan persediaan minyak AS diperkirakan meningkat sebesar 3,15 juta barel per hari pada pekan lalu.
Walaupun harga minyak mengikuti pergerakan saham pada Selasa setelah aksi jual yang intensif pada hari Senin, WTI masih bertahan di atas level US$60 per barel.
Produksi minyak mentah AS diperkirakan naik di atas 11 juta barel per hari di bulan November, menurut Energy Information Administration's Short-Term Energy Outlook, yang juga dirilis pada hari Selasa.
Laporan API juga menunjukkan bahwa cadangan minyak di pusat penyimpanan Cushing turun sebesar 633.000 barel pekan lalu. Ini akan menjadi penurunan di pekan ketujuh berturut-turut data Energy Information Administration menunjukkan hal serupa.