Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pelayaran nasional giat mengincar kontrak-kontrak baru pada awal tahun ini. Perusahaan mempersiapkan berbagai langkah pendanaan untuk mengokohkan kas perseroan sehingga siap menangkap peluang.
Awal pekan ini, emiten kapal pengangkut komoditas PT Wintermar Offshore Marine Tbk. menempuh private placement atau penerbitan saham baru tanpa HMETD sebanyak 200 juta lembar dengan target perolehan dana sebesar Rp70 miliar.
Investor Relation PT Wintermar Offshore Marine Tbk. Pek Swan Layanto menyampaikan seluruh saham baru tersebut langsung diserap oleh pemegang saham utama (major shareholder) perseroan yaitu PT Wintermarjaya Lestari.
Perseroan melalukan private placement untuk meningkatkan likuiditas internal sehingga siap untuk menangkap proyek pengangkutan minyak yang diprediksi akan kembali ramai pada tahun ini. Pasalnya, harga minyak konsisten menunjukkan kenaikan.
“Tujuan private placement ini memang untuk memperkuat capital dan untuk cadangan kas kami sehingga waktu ada kesempatan [proyek] masuk, kas kami siap. Sekarang harga minyak menguat lagi, sentimen sudah positif lagi sehingga menggerakkan proyek,” ungkap Swan pada Bisnis.com, Selasa (6/2/2018).
Swan menjelaskan meski baru 2 bulan berjalan, kenaikan harga minyak berhasil mengerek sentimen positif pada sektor pelayaran Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan dengan sejumlah proyek yang terhenti sejak tiga tahun lalu, kini mulai dijalankan lagi.
Dengan harga minyak per kemarin (6/2/2018) pada level US$63,78 per barel, seluruh industri berbasis minyak akan kembali berputar. Sejak tiga tahun lalu, sektor tersebut sempat lesu karena harga minyak yang terus rendah.
Adapun, hingga akhir Desember 2017, emiten dengan kode saham WINS tersebut memiliki kontrak on hand sebesar US$100 juta. Tahun ini, WINS belum memiliki kontrak baru dan perusahaan masih wait and see pada laju sektor angkutan minyak, sehingga belum memutuskan aksi belanja kapal.
“Untuk tahun ini belum ada rencana belanja kapal, karena harga minyak juga baru saja rebound-nya. Kami tidak mau terlalu confident karena belum bisa memprediksi kegiatan di sektor hulunya,” ungkap Swan.
Adapun, saat ini WINS memiliki 69 unit kapal dengan utilisasi rata-rata pada tahun lalu sebesar 62%. Dengan kenaikan harga minyak, perseroan membidik utilisasi hingga 70% pada tahun ini.