Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia berhasil mencatatkan kenaikan pertama pekan ini pada perdagangan Rabu (31/8/2018), setelah penurunan mengejutkan pada suplai bensin AS meredakan kekhawatiran tentang permintaan yang kurang bergairah.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2018 ditutup naik 23 sen di US$64,73 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah mengalami penurunan 1,3%.
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Maret 2018 berakhir naik 3 sen di US$69,05 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Minyak mentah acuan global tersebut diperdagangkan premium sebesar US$4,32 terhadap WTI. Brent pengiriman April, kontrak yang lebih aktif, berakhir naik 37 sen di US$68,99.
Dilansir Bloomberg, bursa minyak AS ditutup 0,4% lebih tinggi di New York. Badan energi AS, Energy Information Administration (EIA), melaporkan jumlah persediaan bensin Amerika turun 1,98 juta barel pekan lalu, penurunan pertama sejak awal November.
Di sisi lain, jumlah stok minyak mentah mengalami kenaikan terbesar dalam hampir satu tahun, setelah rentetan penurunan. Kenaikan juga disebabkan pemeliharaan kilang musiman.
“Pasar telah memperkirakan kenaikan jumlah minyak mentah,” ujar Joseph Bozoyan, seorang manajer portofolio di Manulife Asset Management LLC di Boston, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (1/2/2018).
“Pada saat yang sama, bensin menunjukkan penurunan yang cukup sehat, sehingga mengurangi beberapa kekhawatiran tentang permintaan yang lemah,” tambahnya,
Berkontribusi terhadap ekspansi pasokan minyak mentah yang disimpan adalah kenaikan produksi harian domestik sebesar 41.000 barel pekan lalu, serta jumlah terbesar untuk impor minyak sejak Agustus, menurut laporan pemerintah.
Pelemahan dolar juga memberi dorongan pada minyak karena biasanya membuat komoditas lebih menarik bagi investor. Bloomberg Dollar Spot Index, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, turun 0,5%.
“Pada titik tertentu, rentetan penurunan jumlah minyak mentah pasti terpatahkan. Kejutan positif datang dari penurunan jumlah bensin yang sedikit membantu menopang harga,” ujar Rob Thummel di Tortoise Capital Advisors LLC.
Laporan lain dari EIA menunjukkan jumlah produksi pada November melonjak di atas 10 juta barel per hari, untuk pertama kalinya dalam empat dekade.
Menambah kekhawatiran terhadap pasokan lebih lanjut adalah meningkatnya produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak pada Januari, menurut konsultan JBC Energy.