Bisnis.com, JAKARTA—Emiten ritel di bidang perdagangan pulsa isi ulang, smartphone, dan gadget PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk. berkomitmen untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi mitra outlet di daerah guna memajukan kinerja bersama.
Roby Tan, Direktur Mitra Komunikasi Nusantara, mengatakan bahwa saat ini perseroan memiliki sekitar 150.000 mitra outlet yang tersebar di 15 klaster pemasaran yang dijatah Telkomsel kepada perseroan.
Emiten berticker MKNT ini memetakan ada 3 masalah yang dihadapi oleh para mitra tersebut yang akan diatasi tahun ini. Menurutnya, perseroan ingin memberi dampak sosial ekonomi yang tinggi bagi UMKM yang menjadi mitra outlet perseroan.
Pertama, sulitnya permodalan untuk pengembangan skala bisnis dari kalangan UMKM yang menjadi mitra outlet perseroan. Para mitra tersebut kesulitan untuk mengakses sistem perbankan dan pembiayaan sebab tidak memenuhi syarat.
Kedua, sulit untuk menambah produk dan melakukan pembelian dalam jumlah besar untuk menekan harga. Ketiga, kurangnya edukasi tentang bagaimana ekonomi digital bisa membantu bisnis mereka.
“Kita sudah siapkan sejumlah hal untuk mengatasi kendala-kendala ini. MKNT sendiri juga mau berkontribusi tidak saja menjadi mitra jualan, tetapi juga sejalan dengan program pemerintah, yakni membantu UMKM ini,” katanya, Rabu (31/1/2018).
Roby mengatakan, MKNT telah menyiapkan solusi untuk tiap tantangan tersebut. Ketiga solusi tersebut akan dieksekusi tahun ini untuk meningkatkan kualitas usaha mitra outlet.
Pertama, perseroan membuka kerjasama dengan pengembang aplikasi KIMO yang menyediakan peer to peer lending sehingga mitra outlet bisa langsung mendapat pembiayaan untuk penjualan pulsa dengan ticket size Rp500 ribu hingga Rp5 juta.
Kedua, menyediakan perusahaan aggregator yang menyatukan seluruh permintaan dari para outlet dan melakukan transaksi dengan principal. Dengan begitu, harga yang didapat menjadi lebih terjangkau. Perseran menunjuk PT Kioson Komersial Indonesia Tbk., anak usaha perseroan, untuk tujuan tersebut.
“Jadi, produk dapat, modal dapat, tinggal bagaimana mereka jualan jauh lebih cepat sehingga keuntungan besar,” katanya.
Ketiga, perseroan juga tengah merancang program pelatihan berkala ke daerah pemasaran untuk membantu outlet yang tadinya hanya berjualan secara offline di outlet untuk bisa mulai menjajaki peluang pemasaran di toko online.
Roby mengatakan, saat ini baru sekitar 6.000 outlet mitra perseroan yang sudah ikut memanfaatkan program peer to peer lending dengan KIMO. Dalam 3 bulan terakhir, pertumbuhan permintaan mereka meningkat antara 25% hingga 33%.
Perseroan ingin mendorong lebih banyak mitra outlet yang ikut memanfaatkan peluang yang ditawarkan KIMO.