Bisnis.com, JAKARTA -Manfaat yang didapat dari proses merger PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia dinilai lebih banyak dibandingkan kerugian akibat potensi dilusi kepemilikan saham.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menjelaskan, BTPN akan mendapat sentimen positif karena suntikan teknologi dari SMBCI. Selain itu, pengalaman SMBCI sebagai bank multinasional asal Jepang juga akan berdampak positif pada aktivitas operasional BTPN.
"Merger bank seperti ini yang dari lokal [BTPN] akan mendapat banyak keuntungan. Minimal transfer teknologi dan pengalaman. Ini akan meningkatkan harga saham dan menguntungkan investor," katanya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (30/1/2018).
Dia menambahkan, risiko dilusi memang selalu ada meskipun tidak terlalu besar. Pasalnya, investor tidak terlalu mempedulikan porsi kepemilikan dalam merger perseroan. Di sisi lain, Hans menilai efisiensi BTPN akan meningkat setelah merger ini.
Menurutnya, bank besar memiliki efisiensi yang baik. Setelah merger ini, total modal bank tersebut ditaksir mencapai Rp25,4 triliun di mana ekuitas BTPN per Desember tahun lalu senilai Rp16,8 triliun dan ekuitas SMBCI senilai Rp8,6 triliun.
Selain efisiensi yang semakin tinggi, biaya operasional perseroan diyakini juga akan turun. Adapun jumlah nasabah dipastikan akan meningkat dengan adanya merger ini.
"Kemungkinan ada tender over. Tapi karena ini bank besar jadi lebih banyak positifnya," ujarnya.