Bisnis.com, JAKARTA – Shanxi, provinsi utama penghasil batu bara di China berencana memangkas produksinya sebesar 23 juta ton pada 2018 seiring dengan kampanye nasional dalam upaya meningkatkan harga global.
Dilansir Reuters, Provinsi Shanxi yang berkontribusi sekitar seperempat dari total produksi batu bara China rencanya mengurangi kapasitas produksinya sebesar 23 juta ton pada tahun ini sebagai bagian dari upaya mengefisiensikan sektor ini.
Provinsi China Utara tersebut yang memproduksi 832 juta ton batu bara pada 2016 telah menjadi bagian dari kampanye nasional untuk mengurangi kapasitas batu bara sekitar 500 juta ton selama periode 2016—2020.
Upaya ini bertujuan meningkatkan harga batu bara global yang saat ini tercatat sudah bergerak di atas US$90 per ton, serta meningkatkan efisiensi di sektor ini. Dalam laporan publikasinya, pihak Shanxi menuturkan bahwa pihaknya akan mengintensifkan program restrukturisasi pada tahun ini dan mencoba untuk menutup dan mengonsolidasikan tambang dengan kapasitas produksi tahunannya kurang dari 600.000 ton.
Seorang pejabat di kantor wilayah tersebut mengatakan, Shanxi telah membatalkan 56 lisensi pertambangan batu bara dalam lima tahun keberjalanan kebijakan tersebut. Hal itu bisa mengakibatkan pengurangan kapasitas produksi sebesar 51 juta ton per tahun.
“Provinsi ini juga akan berinvestasi dalam eksplorasi metana batu bara. Terbukti, dari jumlah cadangan coalbed methane/CBM [bentuk gas alam yang berasal dari batu bara] telah mencapai 578,4 miliar meter kubik , 80% dari total nasional,” kata Zhou Jianchun, Direktur Departemen Administrasi Pertanahan Provinsi Shanxi.
Baca Juga
Shanxi menargetkan cadangan lebih dari 1 trilium pada 2020 dan akan bertujuan untuk meningkatkan hasil tahunan menjadi 20 miliar meter kubik. Ini mengekstrak 10,1 miliar meter kubik CBM pada 2015.