Bisnis.com, JAKARTA—Emiten kontraktor swasta PT Paramita Bangun Sarana Tbk., (PBSA) melaporkan penggunaan dana penawaran umum saham perdana atau IPO senilai Rp260,27 miliar.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Sabtu (13/1/2018), PBSA melaporkan IPO yang dilakukan perusahaan pada 14 September 2016 mendulang hasil Rp360 miliar. Dikurangi biaya penawaran umum, perseroan mengantongi hasil IPO bersih Rp357,19 miliar.
Dana tersebut sudah digunakan Rp260,27 miliar per 31 Desember 2017. Rinciannya, untuk modal kerja sejumlah Rp214,31 miliar, pengembangan usaha Rp44,44 miliar, dan pembelian mesin serta alat berat Rp1,51 miliar.
Adapun, rencana penggunaan dana untuk tiga alokasi tersebut masing-masing senilai Rp214,31 miliar, Rp125,02 miliar, dan Rp17,86 miliar. Artinya, ke depan PBSA masih akan menggunakan dana IPO untuk pengembangan usaha dan pembelian peralatan mesin serta alat berat.
Dana hasil IPO yang belum direalisasikan mencapai Rp96,92 miliar. Sejumlah Rp1,44 miliar dalam betuk giro ditempatkan di Bank Sinarmas. Adapun selebihnya, yakni Rp95,48 miliar ditempatkan sebagai deposito.
Dalam periode Januari-September 2017, pendapatan perusahaan mencapai Rp467,33 miliar, turun 53% dibandingkan dengan Rp1,01 triliun dalam periode yang sama 2016.
Penurunan pendapatan itu diikuti oleh penurunan beban pokok pendapatan sebesar 57% menjadi Rp368,84 miliar sampai 30 September 2017 dibandingkan dengan Rp872,81 miliar sampai 30 September 2016.
Dengan demikian, laba bruto perusahaan turun 28% menjadi Rp98,48 miliar sampai kuartal III/2017 dibandingkan dengan Rp137,31 miliar sampai kuartal III/2016.
Laba tahun berjalan PBSA sebesar Rp63,81 miliar dalam periode Januari-September 2017 atau turun 23% dibandingkan dengan Rp82,96 miliar dalam periode yang sama 2016.