Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Topix Jepang berhasil membukukan penguatan mingguan terbesar dalam dua bulan di tengah tipisnya perdagangan terakhir menjelang liburan Natal untuk mayoritas investor luar negeri.
Pada perdagangan hari ini, Jumat (22/12/2017), indeks Topix ditutup menguat 0,35% atau 6,47 poin di level 1.829,08 setelah dibuka naik tipis 0,05% atau 0,86 poin di level 1.823,47.
Dari 2.031 saham pada indeks Topix, 1.099 saham di antaranya menguat, 836 saham melemah, dan 96 saham stagnan.
Emiten perbankan menjadi pendorong terbesar untuk indeks saham acuan tersebut, dengan saham Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. dan Sumitomo Mitsui Financial Group Inc. yang masing-masing menguat 1,93% dan 1,32%.
Indeks Topix telah naik 2% pekan ini, kenaikan terbesar sejak 27 Oktober, serta mengalami kenaikan pada 13 dari 15 pekan terakhir meskipun sempat mencatatkan net sell oleh investor asing selama lima pekan berturut-turut.
Sementara itu, indeks Nikkei 225 berhasil membukukan rebound 0,16% atau 36,66 poin di level 22.902,76 pada akhir perdagangan hari ini, setelah berakhir turun 0,11% atau 25,62 poin di posisi 22.866,10 pada perdagangan Kamis (21/12).
Baca Juga
Sebanyak 152 saham menguat, 65 saham melemah, dan 8 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.
Saham Fast Retailing Co. Ltd. yang naik 0,81% menjadi pendongkrak utama terhadap rebound Nikkei hari ini, diikuti FANUC Corp. (+1,12%) dan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. (+5%).
Sementara itu, nilai tukar yen terpantau terdepresiasi tipis 0,03% atau 0,03 poin ke posisi 113,36 per dolar AS pada pukul 13.50 WIB, setelah pada Kamis (21/12) berakhir menguat 0,06% di posisi 113,33.
Kongres AS menyetujui rancangan undang-undang perpajakan AS yang paling signifikan dalam tiga dekade. RUU ini diharapkan dapat memberikan setidaknya dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.
“Pemangkasan pajak korporasi di AS akan membawa hasil laba perusahaan yang lebih baik dan memberi dampak positif terhadap ekonomi. Banyak perusahaan Jepang yang memperoleh pendapatan dari Amerika Utara,” ujar Hideyuki Ishiguro, pakar strategi senior Daiwa Securities Co., seperti dikutip dari Bloomberg.